Suara.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil menjaga kinerja perusahaan di tengah pandemi Covid-19. Hal ini terungkap dalam laporan keuangan konsolidasi tahun 2020, dimana Perusahan memecahkan rekor produksi pupuk tertinggi, dan juga rekor volume penjualan untuk produk pupuk dan non pupuk.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, menyampaikan bahwa perusahaan dapat menjaga performanya walaupun dibayangi pandemi covid-19.
“Total produksi pupuk tahun 2020 mencapai 12,26 juta ton atau 117% dari target pemegang saham," kata Bakir ditulis Selasa (1/6/2021).
Sedangkan untuk produk non pupuk, seperti amoniak, asam sulfat, asam fosfat dan produk lainnya mencapai 7,12 juta ton.
“Sehingga total volume produksi tahun 2020 baik untuk pupuk maupun produk non pupuk mencapai 19,38 juta ton, atau 118% dari RKAP," jelas Bakir.
Beberapa faktor yang mendorong peningkatan produksi adalah telah optimalnya operasional pabrik-pabrik baru, yaitu Amurea II di Gresik dan Pusri 2B di Palembang.
“Semua ini tidak mungkin terwujud tanpa kinerja Direksi dan karyawan di anak-anak perusahaan yang mampu menjaga kehandalan pabrik sehingga dapat beroperasi optimal selama 2020," kata Bakir.
Kinerja di bidang produksi juga diikuti dengan penjualan yang cukup menggembirakan. Total volume penjualan di tahun 2020, baik untuk produk pupuk maupun non pupuk mencapai 14,37 juta ton.
Rincian penjualan terdiri dari penjualan pupuk ke sektor PSO sejumlah 8,43 juta ton, penjualan ke sektor non PSO sebesar 4,94 juta ton dan penjualan produk non pupuk sebesar 970 997 ribu ton.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Lanjutkan Program Agro Solution di Banyuwangi
“Perusahaan melakukan sejumlah inisiatif untuk meningkatkan efisiensi sehingga produk kita dapat bersaing dan memiliki penetrasi yang baik di pasar internasional maupun ke sektor perkebunan dan industri di dalam negeri," papar Bakir.
Namun ia menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan pupuk untuk sektor pangan atau PSO tetap menjadi prioritas.
“Sesuai amanah yang diberikan kepada kami, kami tetap fokus pada pasokan pupuk untuk kebutuhan sektor pangan di dalam negeri," tegas Bakir.
Kinerja keuangan perusahaan juga tetap terjaga meskipun banyak industri yang terpengaruh oleh wabah covid-19. Sepanjang tahun 2020, Pupuk Indonesia mencatat pendapatan sebesar Rp71,87 triliun.
“Komposisi pendapatan tersebut terdiri dari penjualan produk pupuk dan non pupuk, penggantian biaya subsidi dari Pemerintah, serta pendapatan dari bidang jasa," jelas Bakir.
Perusahaan berhasil mencapai laba sebesar Rp2,32 triliun di tahun 2020.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
BP Taskin Apresiasi Program CSR Harita Nickel di Pulau Obi: Dukung Kemandirian Ekonomi
-
Utang RI Tembus Rp 9.138 Triliun, Menkeu Purbaya Minta Jangan Panik
-
Permata Bank Catat Laba Rp 158,9 Triliun, Ini Faktornya
-
BBM di Jawa Timur Dikeluhkan Warga, Komisi XII DPR Siap Cek SPBU yang Mendistribusikan!
-
Buka-bukaan Purbaya Sebelum Dilantik Menkeu: Ekonomi Diperlambat Kebijakan, Semua Kena Pajak
-
Perjalanan Tanjungpinang ke Panggung Nasional, George Santos Bangun Solid Holding dari Nol
-
Harga Pi Network (PI) Meroket Usai Migrasi Mainnet
-
6 Bank Bangkrut di Indonesia, Ini Daftarnya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.612, Dipengaruhi Sanksi AS ke Rusia dan Sentimen Utang Domestik
-
IHSG Dibuka Menguat Tapi Langsung Putar Haluan Melemah Pagi Ini