Bisnis / Keuangan
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:24 WIB
ilustrasi teknologi blockchain (unplash/gettyimage)
Baca 10 detik
  • Rekor Peserta: IDBW 2025 gaet 10.000+ peserta, tegaskan RI pusat Web3 Asia Tenggara.
  • Solusi Riil: Kolaborasi lintas sektor fokus pada tokenisasi aset dan efisiensi ekonomi riil.
  • Dukungan OJK: Regulator dorong tata kelola kuat demi jadikan RI hub aset digital regional.

 

Suara.com - Gelaran Indonesia Blockchain Week (IDBW) 2025 resmi ditutup pada 11 Desember 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) dengan pencapaian yang memukau. 

Menarik lebih dari 10.000 peserta dari 25 negara, ajang ini mencatatkan sejarah sebagai konferensi blockchain terbesar di tanah air sejak pertama kali diselenggarakan pada 2019.

Dengan tema “Indonesia 4.0: AI, Blockchain, and Tokenized Solutions for Inclusive Growth”, IDBW 2025 menjadi panggung bagi 75 pembicara ahli dan didukung oleh lebih dari 250 mitra strategis.

Kesuksesan tahun ini lahir dari kolaborasi strategis antara D3 Labs, Tokocrypto, Saison Capital, dan Arktivak. Chairman IDBW 2025, Aditya Raflein, menyebut lonjakan peserta ini sebagai sinyal kuat kematangan ekosistem digital Indonesia.

"IDBW bukan sekadar konferensi, melainkan gerakan yang menyatukan visi builder, investor, dan regulator untuk masa depan ekonomi digital," ujar Raflein.

Para pemimpin industri yang hadir menekankan bahwa fokus utama saat ini adalah penerapan teknologi pada sektor riil:

Lai Chung Ying (D3 Labs): Menyoroti IDBW sebagai titik temu Web3 dengan kebutuhan ekonomi nyata.

Calvin Kizana (Tokocrypto): Menegaskan pentingnya solusi nyata pada sistem pembayaran dan efisiensi bisnis, melampaui sekadar perdagangan aset.

Looi Qin En (Saison Capital) & Kevin Susanto (Arktivak): Melihat potensi besar talenta lokal untuk mendorong tokenisasi aset yang lebih inklusif.

Baca Juga: Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan sinyal positif terhadap perkembangan ini. Hasan Fawzi, Kepala Eksekutif Pengawas IAKD OJK, menekankan bahwa Indonesia telah memiliki landasan kuat melalui ekosistem berizin (bursa, kustodian, dan pengelola pasar).

"Target kita adalah kualitas: use case yang jelas dan tata kelola yang kuat. Indonesia berpeluang menjadi hub regional untuk penerbitan aset keuangan digital," tegas Hasan Fawzi.

Load More