Suara.com - Ivermectin, obat yang diklaim bisa menurunkan lonjakan Covid-19 tengah didistribusikan di Jawa Tengah.
Ketua DPP Perempuan Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Tengah Nur Faisah mengungkapkan jumlah ramuan yang diklaim efektif 97 persen menekan kasus positif dan kematian akibat covid-19 ini sudah disebar sebanyak 5000 dosis.
"Berkat sokongan Ketua Umum HKTI Pak Moeldoko kita berhasil mendistribusikan 5000 dosis invermectin di Jawa Tengah," ujar Nur kepada wartawan, ditulis Senin (14/6/2021).
Menurut dia HKTI atas inisiasi Moeldoko sudah menyebarluaskan invermectin ke sejumlah daerah di Jawa Tengah termasuk Kudus. Tujuannya untuk menekan angka infeksi covid-19 yang telah membumbung tinggi.
"Ini dalam rangka kita berikhtiar supaya dapat berkontribusi bagi upaya pemerintah menurunkan angka positif covid-19 di Jawa Tengah," pungkasnya.
Bahkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengaku pernah mengonsumsi Ivermectin yang diklaim sebagai obat untuk melawan virus covid-19.
Moeldoko mengklaim tak ada efek negatif selama mengonsumsi ivermectin.
"Saya sudah menggunakan beberapa kali, nggak ada masalah, dan saya sehat-sehat saja," ujar Moeldoko.
Beberapa pemberitaan menyebut jika Ivermectin tidak lagi menjadi obat Covid-19 di India. Namun data berbeda diungkapkan Thedesertreview.com menyatakan invermectin mampu menurunkan kasus covid-19 sebanyak 97 persen.
Baca Juga: Moeldoko Minta Sejumlah Pihak Lakukan Riset untuk Tekan Angka Kematian Ibu
Hanya Tamil Nadhu, wilayah yang tidak menggunakan ivermectin melonjak dari paparan covid-19 dari 10,986 menjadi 36,184 atau meningkat tiga kali lipat.
Bahkan bukan hanya kasus Covid di Tamil Nadhu meningkat paling tinggi di India, tetapi juga kematian melonjak tajam dari dari 48 pada 20 April, menjadi 474 pada 27 Mei – melonjak 10 kali lipat. Sementara itu, pada waktu yang sama kematian di Delhi turun dari 277 menjadi 117.
Masih dalam laman yang sama, Dr Pierre Kory pada 8 Desember 2020 mengatakan bahwa ivermectin melenyapkan virus Covid-19. Di depan Senat AS, ia menganjurkan untuk memakai Ivermectin, tetapi saran tersebut tidak diindahkan.
Hasilnya pada 8 Januari, hanya empat minggu kemudian, kasus harian Covid di Amerika Serikat meningkat dari 219,000 menjadi 300,000, dan kematian meningkat dari 2,821 menjadi 3,895. Jadi lebih banyak orang Amerika yang meninggal, gara-gara kebijakan kesehatan yang mengabaikan ivermectin.
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
-
Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
Terkini
-
Malaysia Incar Bisnis Franchise di Indonesia
-
PGN Dorong Pariwisata Borobudur, Integrasikan CNG dan Panel Surya di Desa Wisata
-
OJK dan BI Makin Kompak Perkuat Keuangan Digital
-
Cimb Niaga Catat Laba Rp 6,7 Triliun, Perusahaan Bakal Hati-hati Kelola Aset
-
Inovasi Keuangan Berkelanjutan PNM Raih Apresiasi Berharga
-
Laba Grup Astra Rp 243 T: ASII dan UT Kompak Buyback Saham Rp 4 Triliun
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Sepakat Beli dari Pertamina, BP-AKR Pastikan Kualitas Base Fuel RON 92 Sesuai Standar Perusahaan!
-
Gen Z dan Milenial Jadi Motor QRIS, BI Catat Pertumbuhan Transaksi Naik 162,7 Persen
-
Emiten Pengelola Limbah Ini Raup Pendapatan Rp148 Miliar di Kuartal III 2025