Suara.com - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menekankan pentingnya kebijakan fiskal yang fleksibel, dalam menghadapi pandemi covid 19. Salah satu prioritasnya adalah fleksibilitas implementasi pelaksanaan anggaran.
“Pelaksanaan anggaran sangat fleksibel. Misalnya, bisa menambah bantuan sosial karena saat ini banyak masyarakat yang membutuhkan. Tetapi itu bukan berarti meningkatkan belanja pemerintah secara keseluruhan. Kami melakukan prioritas ulang belanja,” kata Suahasil Nazara dalam acara A Virtual Launch of Indonesia Economic Prospects June 2021 Report, Kamis (17/6/2021).
Fleksibilitas kebijakan fiskal bukan berarti terus menerus dengan defisit yang lebih tinggi atau mengubah defisit dari satu hari ke hari lainnya.
Banyak program dapat muncul dan pemerintah harus melakukan diskusi tentang rekomendasi kebijakan yang berbeda dan mungkin berdampak fiskal.
“Kebijakan fiskal harus fleksibel karena konsumsi bisa naik, tapi bisa turun sangat cepat, demikian juga dengan investasi, ekspor, dan impor. Jadi, kebijakan fiskal harus sangat fleksibel. Bagaimana kita harus melakukan respon fiskal tidak berarti kita terus menambah pengeluaran. Sangat penting untuk memiliki a good sense of priorities,” ujar dia.
Pemerintah tidak bisa memastikan kapan pandemi covid 19 berakhir dan bagaimana dampaknya kepada perekonomian ke depan.
Wamenkeu meyakinkan bahwa fiskal akan sangat siap untuk tetap fleksibel dengan menjaga keutuhan anggaran secara keseluruhan.
“Kami berharap dapat mempertahankan dan secara bertahap pertumbuhan ekonomi akan pulih, defisit fiskal akan terus turun. Kami berharap penurunan defisit fiskal terjadi bersamaan dengan peningkatan konsumsi dan investasi sehingga akan mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan."
Berita Terkait
-
BRI Konsisten Jadi Penyumbang Deviden Terbesar pada 2020
-
Anak Buah Sri Mulyani Disemprot DPR Soal Sembako Bakal Kena Pajak
-
Target Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2022 Turun Jadi 5,5 Persen
-
Tiga Upaya agar Pemulihan Ekonomi Nasional Terus Menguat
-
Wamenkeu Suahasil Nazara: Tanda-tanda Pemulihan Ekonomi Mulai Tampak
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Drama Saham DADA: Dari Terbang 1500 Persen ke ARB Berjamaah, Apa Penyebabnya?
-
Emiten Afiliasi Haji Isam PGUN Buka Suara Soal Lahan Sawit
-
Resmi! Pansel Dewas dan Direksi BPJS 2026-2031 Dibentuk, Seleksi Dimulai Pekan Ini
-
Menko Airlangga Bongkar Alasan Cabut PIK 2 dari Daftar PSN Prabowo
-
Telkom Dukung Kemnaker Siapkan Program Pemagangan bagi Lulusan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Menkeu Purbaya soal Perang Dagang AS-China: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung!
-
Dikritik 'Cawe-Cawe' Bank BUMN, Menkeu Purbaya: Saya Dewas Danantara!
-
Jurus Kilang Pertamina Internasional Hadapi Tantangan Ketahanan Energi
-
IFG Catat Pengguna Platform Digital Tembus 300 Ribu Pengguna