Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan terus melakukan koordinasi dan kerjasama bersama stake holder tanaman pangan.
Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan, hal itu dilakukan untuk mendukung upaya pengamanan produksi padi dari serangan hama dan penyakit.
"Sehingga target produksi untuk memenuhi kebutuhan makan lebih dari 271 juta jiwa penduduk indonesia dapat tercapai, seperti yang diamanatkan oleh pak menteri," tutur Suwandi dalam keterangannya di Jakarta pada Selasa, (29/6/2021).
Suwandi menjelaskan, salah satu bentuk koordinasi dan kerja sama tersebut adalah kegiatan gerakan pengendalian (gerdal) tikus di Desa Kertamukti Kecamatan Cempaka (Kelompok Tani Sugih Mukti).
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pihak terkait. Pemerintah Pusat yang turut hadir yaitu Wakil Ketua Komisi IV DPR RI (Dedi Mulyadi), Kementerian Pertanian diwakili oleh Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan (Ditlin TP) dan Balai Besar Peramalan OPT (BBPOPT). Perwakilan dari Pemerintah Daerah hadir Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purwakarta, Kepala LPHP Satpel wilayah II Subang dan Kortikab POPT, Camat Campaka, Kepala Desa Kertamukti, petugas POPT, dan penyuluh pertanian setempat.
Desa Kertamukti (Kecamatan Campaka), Desa Cibening Bungursari dan Desa Cibatu (Kecamatan Cibatu) terpilih karena lokasi pertanaman padi di Kabupaten Purwakarta yang mengalami serangan hama tikus sehingga mengakibatkan kerusakan beberapa hektar tanaman padi dan mengancam puluhan hektar di sekitarnya. Gerdal merupakan bentuk respon cepat atas stake holder atas serangan hama tikus tersebut.
Sementara Koordinator Kabupaten Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (Kortikab POPT) Purwakarta, Jaya Mulya menjelaskan, serangan hama tikus di Purwakarta terjadi secara spot-spot dan sudah dikendalikan oleh petani bersama pemerintah.
“Serangan hama tikus saat ini terjadi spot-spot di beberapa lokasi, yaitu di Kecamatan Campaka, Bungursari, dan Cibatu. Serangan di Kecamatan Campaka tepatnya di Desa Kertamukti sudah merusak 5 hektar tanaman padi dan saat ini sudah dikendalikan oleh petani bersama pemerintah. Kami mengendalikan dengan cara gropyokan dan pengemposan di lubang-lubang aktif tikus dengan racun belerang. Di lokasi lain juga sedang proses dan persiapan pengendalian”, terang Jaya.
Adapun Kepala LPHP satuan pelayanan (Satpel) wilayah II Subang, Iduk menyatakan, bahwa untuk mengatasi serangan hama tikus di Purwakarta ini semua stakeholder telah bekerja Bersama dan bahu membahu melaksanakan pengendalian.
Baca Juga: Bangga dengan IP2TP, Mentan Harap Hasil Penelitian Bisa Dukung Sektor Pertanian
“Untuk mengatasi serangan hama tikus ini kami telah bekerja bersama-sama untuk mengendalikannya. Sarana dan prasarana pengendalian tikus dibantu oleh Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, BBPOPT-Jatisari, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Purwakarta, LPHP Satpel Wilayah II Subang, dan kelompok Tani. Seperti biasa, sebelum gerdal kami selalu memberikan bimbingan teknis terlebih dahulu kepada para petani mengenai kondisi serangan tikus, faktor pendukung, dan cara pengendalian yang baik dan benar”, terang Iduk.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Purwakarta, Sri Jaya Midan, terkait serangan hama tikus dan pengamanan produksi padi menyatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Kementan untuk melakukan pengendalian hama tersebut.
"Kami akan terus berkoordinasi dan bekerjasama dengan Kementan serta pihak-pihak terkait untuk terus melakukan gerdal tikus di lokasi-lokasi serangan tikus”, tegas Midan.
Abriani Fensionita selaku Koordinator Pengendalian OPT Serealia-Ditlin TP menjelaskan, kunci keberhasilan pengendalian hama tikus itu dimulai dari pra tanam sampai panen. Lakukan pengamatan rutin dan pelaksanaan gerakan pengendalian harus serempak, kompak, dalam areal yang luas. Untuk jangka panjang, petani wajib melakukan tanam serempak dan memanfaatkan musuh alami yang ada di alam seperti burung hantu.
"Kita harus menjaga keberadaan burung predator tikus tersebut, jangan diburu, buatkan rumah-rumah burung hantu (rubuha/pagupon) di lahan persawahan. Selain itu petani juga harus menjaga kebersihan lahan. Agar efektif lakukan pengendalian hama tikus itu pada saat lahan dalam kondisi bera/pra tanam dengan gropyokan dan pengemposan," urainya.
Dihubungi di Jakarta, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Mohammad Takdir Mulyadi mengatakan, dukungannya untuk mengawal dan melakukan pengendalian OPT.
Berita Terkait
-
Sektor Pertanian Tumbuh di Tengah Pandemi, Indonesia Terpilih Jadi Anggota FAO 2021-2024
-
Mentan Serahkan Bantuan Pupuk dan Alsintan untuk Genjot Pertanian di Bali
-
Kondisi Pertanian Dinilai Bagus, Mentan Dorong Bali Jadi Simbol Pertanian Modern
-
Mentan: Optimasi Lahan Rawa Bisa Tingkatkan Produktivitas Pertanian Indonesia
-
Mentan Beri 3 Arahan Penting Sektor Pertanian untuk Para Bupati, Ini Isinya
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur