Suara.com - Banyak orang menganggap geothermal sebagai energi untuk membangkitkan listrik. Tentu benar. Energi panas bumi itu sudah dipakai sejak seratus tahun lalu untuk pembangkit listrik. Sebanyak 29 negara pun telah memanfaatkan geothermal untuk menghasilkan listrik. Ada juga lima negara yang sedang mengembangkannya.
Namun, geothermal juga memiliki berbagai manfaat lain yang tersembunyi. Selain untuk menghasilkan listrik, geothermal juga bisa mengurangi emisi dan mengoptimalkan sumber daya energi natural domestik.
“Geothermal juga ikut berkontribusi dalam pembangunan daerah,” kata Manager Government & Public Relation Pertamina Geothermal Energy, Sentot Yulianugroho ditulis Kamis (5/8/2021).
Sentot menjelaskan, keberadaan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) berperan mengurangi emisi gas buang karbondioksida (CO2).
Berdasarkan perhitungan versi Carbon Neutral Calculator, pengurangan gas rumah kaca bahkan telah mencapai 14,91 juta ton CO2 per tahun. Jumlah itu didapatkan berdasarkan kapasitas PLTP di Indonesia sebesar 2.130,6 Megawatt.
"PGE yang sudah mengoperasikan pembangkit listrik geothermal sejak hampir lima dekade lalu sudah turut mengurangi berjuta-juta ton gas CO2," ucap Sentot.
Saat ini saja, dengan kapasitas 672 MW, PGE sebagai bagian dari Sub Holding Pertamina PNRE telah berpartisipasi mengurangi 3,6 juta ton CO2 per tahun.
Menurut Sentot, partisipasi pengurangan CO2, sebagaimana khazanah penyelamatan lingkungan global.
Dunia memang berkomitmen untuk mengurangi gas rumah kaca, terutama CO2, yang sangat berpengaruh terhadap perubahan komposisi atmosfer dan perubahan iklim global. Presiden Joko Widodo dalam acara “‘Working Lunch on Development and Climate Change” di KTT G20, Antalya, Turki, 15 Juni 2018, menyatakan Indonesia siap melakukan aksi nyata dalam pengurangan emisi gas rumah kaca.
Baca Juga: Terungkap Manfaat Tersembunyi Energi Panas Bumi di Indonesia
Pengurangan emisi tersebut merupakan konsekuensi dari penandatanganan Protokol Kyoto oleh 188 negara pada 11 Desember 1997, dan Indonesia termasuk di dalamnya.
Hingga saat ini, PGE setidaknya mengelola tujuh proyek dalam kerangka Clean Development Mechanism (CDM), enam di antaranya terdaftar di UNFCC (United Nations Framework Convention on Climate Change).
Terkait dengan optimasi sumber daya domestik, ujar Sentot, keberadaan PGE dari sisi ekonomi makro telah berkontribusi terhadap penghematan devisa. Sejak tahun 1997, Indonesia harus mengimpor minyak karena produksi dalam negeri tak sanggup memenuhi konsumsi yang terus meningkat.
"Beroperasinya PLTP secara tidak langsung berkontribusi terhadap penghematan cadangan devisa migas," katanya.
Sentot menjelaskan, dengan kapasitas nasional PLTP Indonesia sebesar 2.130,6 Megawatt, berarti setara dengan 100,778 Barrel Oil Equivalent Per Day (BOEPD) yang jika digenapkan satu tahun menjadi 36,78 juta Barrel Oil Equivalent.
Jika diasumsikan harga satu barel minyak US$ 50, devisa yang bisa dihemat selama setahun dari keberadaan PLTP sebesar US$ 1,84 miliar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
IHSG Tetap Perkasa di Tengah Anjloknya Rupiah, Ini Pendorongnya
-
Sidak Bank Mandiri, Menkeu Purbaya Mengaku Dimintai Uang Lagi untuk Kredit Properti dan Otomotif
-
Ini Dampak Langsung Kebijakan Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Hasil Tembakau
-
Bank Indonesia Dikabarkan Jual Cadangan Emas Batangan 11 Ton, Buat Apa?
-
Rupiah Ditutup Ambruk Hari Ini Terhadap Dolar
-
Pertamina Klaim Vivo dan BP Siap Lanjutkan Pembicaraan Impor BBM
-
Singgung Situasi Global, SBY: Uang Lebih Banyak Digunakan untuk Kekuatan Militer, Bukan Lingkungan
-
11 Perusahaan Antre IPO, BEI: Yang Terpenting Kualitas!
-
Kementerian ESDM Sebut Pertamax Green 95 Gunakan Etanol!
-
Purbaya Kukuh soal Peringatan Luhut, Tetap Potong Anggaran MBG Jika Tak Terserap