Suara.com - Antropolog Maritim Horst Liebner berharap pemerintah Indonesia untuk lebih memikirkan kondisi sejumlah komoditas alam khas Tanah Air yang semakin memprihatinkan karena mengalami penurunan akibat eksploitasi berlebihan.
“Untuk pembangunan tidak bisa lagi. Kenapa bisa? Karena kesannya manusia ini rakus, apapun yang ada dan tidak bisa ditanam ulang ya dibuat habis saja,” kata Horst dalam acara Telusur Jalur Rempah “Masa Depan Jalur Rempah”, Selasa (24/8/2021).
Merujuk pada riset yang telah pihaknya lakukan, sejumlah komoditi seperti kayu ulin khas Kalimantan dan kayu cendana khas Nusa Tenggara Timur mulai habis dan sulit untuk ditemukan. Karena terlalu banyak pemakaian tanpa memikirkan bagaimana cara pelestarian komoditi tersebut.
Ia mencontohkan, pada abad ke-19, Indonesia dikenal sebagai penghasil teripang terbaik. Namun, seiring berjalannya waktu teripang semakin sulit ditemukan sehingga masyarakat maritim tradisional harus mencari teripang dengan menjelajahi lautan hingga ke Australia Utara.
Ia menjelaskan, minyak kelapa sawit menurutnya termasuk komoditi dalam jalur rempah juga mengalami keadaan menyedihkan karena lahan pohon kelapa sawit terus memberikan kerusakan alam dari pembakaran hutan yang dilakukan oleh manusia.
Ia menegaskan, semakin tahun jumlah manusia akan semakin banyak dan dikhawatirkan akan berdampak pada masa depan alam dan generasi muda mendatang.
“Kenapa harus gelisah? Karena orang makin banyak. Tidak ada yg bisa memikirkan bagaimana bisa dihentikan atau ada pandemi lebih parah? Di bumi ini ada 10 miliar orang. Di abad 19 baru satu miliar,” kata dia menjelaskan alasan hal tersebut menjadi sangat mengkhawatirkan.
Horst menjelaskan bila keadaan tersebut terus dibiarkan, tidak hanya komoditas yang telah ia sebutkan yang habis tetapi juga komoditas lain seperti air dan udara yang bersih akan ikut menghilang akibat sifat tamak manusia.
Seniman dan Musisi Nova Ruth ikut meminta pemerintah untuk dapat membudidayakan terumbu karang yang semakin hari semakin memutih akibat laut yang terus mengalami perubahan suhu.
Baca Juga: Mi Koba, Kuliner Penambah Imunitas Tubuh asal Bangka
“Harus mengakui bahwa banyak sekali terumbu karang yang sudah memutih, karena suhu laut semakin tinggi itu harus diselesaikan dulu,” kata Nova.
Nova mengatakan, pemerintah dapat melakukan pemetaan terumbu karang yang baik, yakni mencatat daerah mana yang terumbu karangnya tidak bisa dilewati oleh kapal dengan ke dalaman yang ditentukan, melihat fasilitas kapal-kapal yang melewati daerah tersebut.
Ia juga menyarankan pemerintah agar lebih gencar mengadakan kerja sama dengan sejumlah pihak untuk dapat merawat sekaligus meningkatkan devisa negara melalui pariwisata terumbu karang.
“Saya jarang melihat kolaborasi antara Kemendikbud dengan pariwisata dan KLH. Ini harus dilakukan karena berhubungan penjagaan alam bisa dipelajari dari kearifan lokal,” kata dia.
Berita Terkait
-
BPDPKS: Isu Negatif Minyak Sawit Tidak Berdasarkan Fakta di Lapangan!
-
Bisakah Minyak Kelapa Sawit Ekolabel Menjaga Kelestarian Hutan Indonesia?
-
Galada Hadirkan Ragam Kuliner Rempah Indonesia dengan Instan
-
Petani Kelapa Sawit Belum Rasakan Kemerdekaan
-
Petani Rempah Lebih Pilih Tanam Teh dan Kopi, Industri Jamu Terancam Krisis
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Cara Transfer Saham di Stockbit dari Sekuritas Lain
-
Bangunan Tercemar Radioaktif, Bapeten Pertimbangkan Pindahkan Warga di Cikande Secara Permanen
-
BRI 130 Tahun: Menguatkan Inklusi Keuangan dari Desa ke Kota
-
PLTN Ditargetkan Beroperasi 2032, Aturan tentang Badan Operasional Tinggal Tunggu Persetujuan
-
Menko Airlangga Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,6 Persen di Tengah Bencana
-
Pemerintah Masih Punya PR, 9 Juta KPM Belum Terima BLT Rp 900.000
-
1.000 UMKM Tebar Diskon, Mendag Pede Transaksi Harbolnas Capai Rp 17 Triliun
-
Menkeu Purbaya Wanti-wanti Banjir Sumatra Ancam Pertumbuhan Ekonomi RI
-
Alasan Pemerintah Tetap Gelar Harbolnas di Tengah Isu Daya Beli Lemah