Suara.com - Penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan teknologi digital dengan valuasi lebih dari 1 Miliar Dolar AS atau unicorn, menjadi sebuah fenomena tersendiri bagi investor saham. Hadirnya perusahaan unicorn di bursa saham Indonesia menjadi peluang tersendiri bagi investor untuk berinvestasi.
Dengan karakteristik yang berbeda dengan perusahaan konvensional yang sebelumnya sudah tercatat di Bursa, investor saham, terutama investor ritel, harus memahami risiko dan manfaat sebelum berinvestasi di saham-saham unicorn.
Founder dan CEO Emtrade Ellen May mengatakan, berinvestasi di saham unicorn memiliki risiko yang tinggi serta potensi untung yang tinggi pula. Kendati demikian, menurutnya investor mesti bisa melihat bagaimana prospek usaha, market share, atau keberlangsungan digital karena teknologi itu bukan jangka pendek melainkan jangka panjang.
“Ketika ingin membeli saham unicorn harus benar-benar pahami mengapa alasan belinya. Boleh alasan teknikal maupun fundamental,” ujar Ellen ditulis Rabu (25/8/2021).
Ellen mengatakan, jika tidak memahami fundamental, setidaknya investor dapat mengikuti tren harga naik dengan teknikal dan membatasi risiko ketika harga turun. Demikian manajemen keuangan, yang menurutnya sangat penting dengan prinsip utama: “Belilah sejumlah nominal yang kita siap dengan risikonya.”
“Karena baik saham digital maupun non digital, saham old economy maupun new economy, semuanya mengandung risiko fluktuasi,” ucapnya.
Ellen pun membagikan tips memvaluasi saham yang diberikan melalui Emtrade, yang pertama, cara memvaluasi saham-saham teknologi sangat berbeda dengan perusahaan konvensional, investor tidak bisa melihat price to earning ratio serta price to book value.
“Untuk perusahaan teknologi kita mesti bisa melihat market cap/market share atau metrics-metrics yang lain dan membandingkan kepada saham-saham teknologi yang sudah listing di amerika serikat atau belahan dunia yang lain,” jelas Emtrade.
Sementara itu, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, investor harus memperhatikan prospek perusahaan ke depannya jika ingin membeli saham unicorn.
Baca Juga: Usai Sebut Luhut Menteri Penjahit, Bupati Banjarnegara Minta Maaf
Hans menerangkan, investor harus menyadari bahwa perusahaan unicorn bukan perusahaan yang memperoleh keuntungan dengan instan dan cepat. Ia mencontohkan perusahaan digital di Amerika Serikat butuh waktu puluhan tahun untuk memperoleh keuntungan.
“Investor harus rasional dalam mengambil keputusan. Kita harus bisa melihat prospek ke depan apakah perusahaan unicorn ini akan menjadi market leader atau tidak. Karena, dari 5-6 perusahaan sejenis, hanya satu yang akan jadi pemenang. Jika kita berinvestasi di perusahaan teknologi, kita harus melihat sebagai investasi jangka panjang,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Hadirkan Musik Kelas Dunia Melalui Konser Babyface dengan Penawaran Eksklusif BRImo Diskon 25%
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang
-
Penumpang Kereta Api Tembus 369 Juta Hingga September 2025