Suara.com - Awal pekan ini, pasar saham Asia terpantau beragam bersamaan laporan penggajian (payrolls) AS yang mengecewakan mengisyaratkan otoritas moneter AS akan menjaga kebijakan sangat longgar lebih lama. Selain itu, hal ini juga mengaburkan prospek pertumbuhan global dan inflasi.
Liburan hari buruh di Amerika Serikat juga mengakibatkan transaksi kurang bergairah dan membuat indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik yang lebih luas di luar Jepang tetap datar di awal perdagangan.
Indeks acuan Nikkei Jepang naik 1,7 persen, tetapi indeks KOSPI Korea Selatan turun 0,1 persen. Indeks berjangka Nasdaq hampir tidak berubah, sementara indeks berjangka S&P 500 turun 0,1 persen.
Investor masih menilai dampak dari laporan penggajian AS untuk Agustus yang menunjukkan peningkatan pekerjaan jauh lebih kecil dari yang diharapkan, tetapi juga kenaikan upah.
Selain itu, poin terakhir cukup untuk mendorong imbal hasil obligasi pemerintah yang bertenor lebih lama menjadi lebih tinggi dan mempertajam kurva imbal hasil.
Bahkan ketika pasar berspekulasi Federal Reserve mungkin mulai melakukan tapering (pengurangan pembelian aset) nanti.
"Ketenagakerjaan melambat tajam pada Agustus, dengan sedikit indikasi kenaikan pasokan tenaga kerja," kata ekonom Barclays Jonathan Millar.
"Ini menempatkan The Fed dalam kebingungan karena menyeimbangkan risiko pelambatan permintaan yang tajam terhadap pasokan dan inflasi yang ketat," tulis keterangan terkait.
“Kami masih memperkirakan Fed akan memberi sinyal tapering pada September, tetapi sekarang memperkirakan itu akan dimulai pada Desember, bukan November. Pelonggaran kuantitatif (QE) kemungkinan akan berakhir pada pertengahan 2022,” ujarnya lagi.
Baca Juga: Pengertian Saham: Definisi, Jenis, dan Cara Jual Beli
Kenaikan imbal hasil obligasi 10-tahun AS menjadi 1,32 persen membatasi beberapa tekanan pada dolar dari angka penggajian yang buruk, meskipun indeksnya masih menyentuh level terendah satu bulan sebelum stabil di 92,128.
Dolar AS tetap melemah terhadap yen di 109,76, sementara euro menguat di 1,1881 dolar setelah mencapai tertinggi lima minggu di 1,1908 dolar pada Jumat (3/9/2021).
Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengadakan pertemuan kebijakan minggu ini dan sejumlah pembuat kebijakan telah menyerukan langkah mundur dalam program pembelian aset besar mereka, meskipun Presiden ECB Christine Lagarde telah terdengar lebih dovish.
“Kami memperkirakan ECB akan mengumumkan pengurangan laju PEPP (program pembelian darurat pandemi) kuartal keempat pada pertemuan September di belakang kondisi keuangan yang lebih longgar,” kata analis di TD Securities.
“Semua tuas kebijakan lainnya kemungkinan akan ditahan, dengan perkiraan inflasi direvisi naik tajam tahun ini dan tahun depan. Risiko komunikasi tinggi, dan Lagarde ingin menghindari terdengar terlalu hawkish, alih-alih menekankan 'kegigihan'," kata dia, dikutip via Antara.
Prospek dimulainya tapering Fed kemudian akan positif untuk emas yang tidak memberikan imbal hasil, yang berdiri di 1.826 dolar AS per ounce, setelah mencapai tertinggi sejak pertengahan Juni di 1.833,80 dolar AS.
Berita Terkait
-
Nilai Transaksi Saham di BEI Anjlok 5,10 Persen Pada Pekan Lalu
-
Nyamuk Asia Mematikan Pembawa Virus Zika Ditemukan di Prancis
-
Kerugian J Resources Naik Hingga Semester I 2021
-
Dana Rights Issue untuk Sumber Pertumbuhan Baru, Saham BRI Layak Dikoleksi
-
BRI Gunakan Dana Rights Issue untuk Sumber Pertumbuhan Baru
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
BUMI Jadi Incaran Asing, Bukukan Net Buy Terbesar Ketiga di BEI Sepekan Terakhir
-
Harga Perak Mulai 'Dingin' Setelah Penguatan Berturut-turut
-
Perbaikan Jalan Tol Cipularang dan Padaleunyi Diperpanjang Sepekan, Cek Rutenya
-
YES 2025: Ajak Anak Muda Berani Memulai Usaha, Waktu Menjadi Modal Utama
-
YES 2025: Berbagi Tips Investasi Bagi Generasi Muda Termasuk Sandwich Generation
-
Youth Economic Summit 2025 : Pentingnya Manfaat Dana Darurat untuk Generasi Muda
-
Kapan Bansos BPNT Cair? Penyaluran Tahap Akhir Bulan November 2025, Ini Cara Ceknya
-
Youth Economic Summit 2025: Ekonomi Hijau Perlu Diperkuat untuk Buka Investasi di Indonesia
-
Apa Itu Opsen Pajak? Begini Perhitungannya
-
Suara Penumpang Menentukan: Ajang Perdana Penghargaan untuk Operator Bus Tanah Air