Suara.com - Sepanjang tahun ini harga gas alam tiba-tiba melonjak tinggi, bahkan telah naik berkali-kali lipat, situasi ini membuat kaget sejumlah konsumen di Amerika Serikat (AS) karena tagihan akan penggunaan gas alam untuk listrik melonjak tinggi.
Gas alam sangat berlimpah di Amerika Serikat dan dengan harga yang murah selama bertahun-tahun, sehingga lonjakan harga ini sangat mencolok. Kenaikan harga ini juga telah mengangkat saham perusahaan yang berspesialisasi dalam produksi gas alam.
Mengutip CNBC, Senin (13/9/2021) harga gas alam di pasar berjangka untuk kontrak Oktober naik di atas 5 dolar AS per satu juta British thermal unit, atau mmBtus, untuk pertama kalinya sejak Februari 2014.
Selain permintaan listrik dan pemanas, gas alam merupakan bahan baku penting dan digunakan dalam pengolahan bahan kimia, pupuk, kertas dan kaca, di antara produk lainnya.
“Kami tidak memiliki pasokan gas alam yang ketat selama bertahun-tahun. Kami sedang mengamatinya tahun ini,” kata John Kilduff, partner Again Capital.
Harga gas alam telah terperangkap dalam badainya sendiri, pasokan yang lebih rendah dan permintaan yang meningkat. Harga melonjak lebih tinggi, pertama karena panas yang belum pernah terjadi sebelumnya memicu permintaan AC di seluruh AS, terutama di Northwest.
Akibatnya, lebih sedikit gas yang disimpan untuk bulan-bulan musim dingin, selama periode injeksi musim panas yang penting.
Selain itu, cuaca musim dingin yang lebih dingin dari biasanya membuat harga bisa melonjak lebih tinggi.
“Apa pun yang mendekati rata-rata bentuk deviasi standar penuh kemungkinan akan memicu lonjakan harga yang menyebabkan kehancuran permintaan dengan gas di atas 10 dolar AS/mmBtu,” catat analis Goldman Sachs. Harga gas terakhir setinggi itu pada 2008.
Baca Juga: Perusahaan Pupuk Minta Harga Gas Murah, Untuk Tekan Biaya Produksi
Kilduff mengatakan gas alam terikat erat dengan perekonomian, dan untuk jangka waktu yang lama harga tidak menjadi masalah. Sekarang, utilitas akan membayar lebih dan begitu juga beberapa konsumen yang memiliki skema penetapan harga waktu nyata.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Fundamental Kuat dan Prospektif, BRI Siapkan Buyback Saham
-
LRT Jabodebek Bisa Tap In dengan QRIS NFC Android, iPhone Kapan Nyusul?
-
Harga Emas Dunia Diramal Bertahan di Atas US$ 4.000, Emas Lokal Bakal Terdampak?
-
6.000 Karyawan Kena PHK, CEO Microsoft Lebih Berminat Gunakan AI
-
Tol Padaleunyi Terapkan Contraflow Selama 10 Hari Pemeliharaan Jalan, Cek Jadwalnya
-
4 Bansos Disalurkan Bulan November 2025: Kapan Mulai Cair?
-
Dukung FLOII Expo 2025, BRI Dorong Ekosistem Hortikultura Indonesia ke Pasar Global
-
Cara Cek Status Penerima Bansos PKH dan BPNT via HP, Semua Jadi Transparan
-
Puluhan Ribu Lulusan SMA/SMK Jadi Penggerak Ekonomi Wong Cilik Lewat PNM
-
Gaji Pensiunan PNS 2025: Berapa dan Bagaimana Cara Mencairkan