Suara.com - Salah satu BUMN di bidang properti, PT Waskita Karya (Waskita) Tbk mendapatkan kontrak baru senilai Rp460 miliar dalam pembangunan pengendalian banjir dan rob Sungai Loji-Banger Paket I.
“Waskita telah menandatangani kontrak untuk pengerjaan pengendalian banjir dan rob Sungai Loji-Banger Paket I di Pekalongan dengan nilai Rp460 miliar,” ujar Direktur Operasi II Waskita Bambang Rianto.
Bambang menuturkan, proses pengerjaan ini nantinya memakan waktu 720 hari kalender. Mulai tanggal 30 September 2021 hingga 3 Oktober 2023.
Penunjukan ini usai setelah selesainya proses pengadaan jasa kontruksi dan konsultasi serta sudah diterbitkanya Surat Penunjukan Penyedia Paket Pekerjaan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Lokasi pengerjaan berada di Trase Tanggul di Sungai Loji, Kota Pekalongan. Penunjukkan Waskita ini tertuang dalam perjanjian kontrak yang ditandatangani Perseroan yang diwakili oleh Senior Vice President Infrastructure I Division, I Nyoman Agus Pastima dan disaksikan oleh Director of Operation II Bambang Rianto.
Pada proyek ini ada 13 lingkup pekerjaan yang dikerjakan Waskita yaitu pekerjaan persiapan, pekerjaan sistem manajemen keselamatan konstruksi, pekerjaan cofferdam, pekerjaan kolam retensi dan kolam tambat kapal. Lalu kolam retensi bagian kiri, pekerjaan parapat kemudian bangunan pelimpah dan jembatan penyeberangan.
"Waskita juga mengerjakan pekerjaan bangunan utama atau bendung gerak, lalu jalan menuju bendung kemudian pintu bendung gerak, bangunan rumah pompa, mekanikal elektrikal, dan regulator gate," kata Bambang Rianto, dikutip dari Antara.
Ia berharap dengan pembangunan sistem pengendalian banjir dan rob ini bisa mencegah terjadinya banjir dan rob di wilayah Pekalongan.
“Mudah-mudahan apa yang kita bangun bermanfaat untuk masyarakat Pekalongan. Agar Pekalongan bebas dari banjir apalagi sering terjadi pasang surut air laut, elevasi kawasan lebih rendah daripada elevasi muka air, dan penurunan tanah,” ujar Bambang.
Baca Juga: Satu Orang Ditemukan Meninggal, Tiga Orang Masih Dalam Pencarian di Luwu
Berita Terkait
-
Kapuas Hulu Jadi Langganan Banjir, Warga Desak Pemerintah Turun Langsung
-
Viani Limardi Ngaku dari Fraksi Rakyat Jakarta di Rapat DPRD, Singgung Uang Rp 1 Triliun
-
Korupsi Proyek Irigasi, KPK Usut Aliran Uang Lewat Eks Ajudan Bupati Hulu Sungai Utara
-
Antisipasi Banjir, Pemkot Bekasi Kejar Target Perbaikan 340 Titik Gorong-gorong
-
Pemkot Bekasi Kucurkan Dana Rp30 Milyar untuk Proyek Gorong-gorong
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025