Suara.com - Kelangkaan ekonomi adalah keterbatasan sumber daya. Namun, secara lebih terperinci kelangkaan ekonomi merujuk pada kesenjangan antara keterbatasan sumber daya bernilai ekonomi dibandingkan keinginan manusia.
Kelangkaan ekonomi akan mempelajari pola perilaku manusia untuk mencapai tujuan dan mengelola kelangkaan yang ada untuk tujuan tersebut.
Situasi ini akan menuntut manusia membuat skala prioritas untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas. Utamanya untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Semakin langka sebuah sumber daya maka akan semakin menjadi bernilai. Sebaliknya, jika sumber daya itu semakin banyak, maka dalam kelangkaan ekonomi sumber tersebut bisa bernilai nol. Fenomena ini juga berarti semakin langka sumber daya semakin banyak pula nilai ekonomi yang harus dibayarkan.
Sebagai contoh, berbagai sumber daya yang bernilai nol adalah udara secara umum. Dalam keadaan normal, manusia tidak perlu mengorbankan apapun untuk mendapatkan udara.
Namun, udara bersih menjadi sumber daya bernilai ekonomi di Ibu Kota. Manusia bahkan perlu mengeluarkan uang atau sumber ekonomi untuk membeli penyaring demi mendapatkan kualitas udara yang lebih bagus.
Beberapa contoh kelangkaan yang bisa menimbulkan efek ekonomi adalah kelangkaan sumber daya alam, sumber daya manusia, kelangkaan modal, hingga kelangkaan ide atau pemikiran.
Kelangkaan ini disebabkan oleh berbagai faktor. Untuk sumber daya alam, kelangkaan bisa disebabkan karena faktor perkembangan yang terbatas, termasuk pada energi fosil.
Untuk mengatasinya kini berbagai teknologi yang mengarah pada energi terbarukan mulai diciptakan. Misalnya dengan mengubah sistem pembangkit listrik batu bara ke energi yang lebih ramah lingkungan.
Baca Juga: Pertamina Siapkan Rencana Besar Tingkatkan Produksi Blok Rokan
Kemudian kelangkaan sumber daya manusia bisa disebabkan oleh berbagai faktor sosial misalnya persebaran demografi, angka kelahiran yang rendah, hingga kematian akibat wabah.
Kelangkaan ide atau pemikiran disebabkan oleh kualitas pendidikan di suatu wilayah. Kesenjangan kualitas pendidikan antardaerah di suatu negara juga menjadi salah satu penyebabnya.
Di negara berkembang, kualitas pendidikan menjadi perkara yang serius. Pendidikan terlalu bertumpu pada guru dan sekolah. Padahal faktor-faktor penentu seperti keadaan keluarga dan kualitas gizi juga perlu diperhatikan.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Tag
Berita Terkait
-
Mendag Muhammad Lutfi Sebut Ekonomi Digital Bisa Tumbuh 8 Kali Lipat
-
Tingkatkan Kualitas SDM, Link Net Raih 2 Penghargaan di IHCA VII 2021
-
Strategi Menuju Kemandirian Industri Baja Nasional Dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Digitalisasi Bisa Tingkatkan Daya Saing Ekonomi Syariah
-
Pandemi Covid-19 Jadi Peluang RI Kembangkan Ekonomi Digital
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
Terkini
-
Gaji Petani Kakao Indonesia Bisa Tembus Rp 10 Juta per Bulan, Ini Rahasianya
-
Premini: Akun Keuangan Digital Terverifikasi untuk Remaja 13 - 17 Tahun Hasil Inovasi DANA
-
Faber Instrument Hadirkan Inovasi Audio Kayu Jati Melalui Ekosistem BRI UMKM EXPO(RT)
-
Menperin Sebut Investasi Asing Menguat ke Industri Manufaktur
-
Purbaya Temui Bahlil, Bahas Potensi Kekurangan LPG 3Kg Jelang Nataru
-
Kemenkeu Siapkan Peremajaan Lahan Kakao 5.000 Hektar di 2026
-
Target Produksi Minyak 1 Juta Barel per Hari di 2029, ESDM Ajak Investor Garap 108 Cekungan Migas
-
Profil Ira Puspadewi yang Dapat Rehabilitasi Prabowo usai Divonis 4,5 Tahun Penjara.
-
Mentan Soroti Jalur Tikus Usai Tuding Impor Beras Ilegal di Sabang dan Batam
-
Kabar Skema PPPK Paruh Waktu Dihapus Permanen! Siapa yang Paling Terdampak?