Suara.com - Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), diminta Direktur Eksekutif Institute of Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad tetap dijalaAhmad.nkan meski pandemi COVID-19 mulai menurun.
"Program PEN harus tetap dilanjutkan dengan porsi menyesuaikan, mungkin dengan nilai lebih kecil," kata dia.
Selain itu, menurut dia, pemerintah perlu menggenjot masuk investasi ke dalam negeri guna memulihkan ekonomi baik berupa investasi langsung maupun percepatan penyaluran anggaran pemerintah.
Pemerintah juga perlu menarik investasi agar tercipta banyak lapangan kerja untuk masyarakat menengah ke bawah yang kehilangan pekerjaan selama penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Di samping itu, masyarakat menengah ke bawah juga perlu ditolong oleh pemerintah melalui program bantuan sosial yang terus berlanjut.
Tidak hanya dilanjutkan, menurut Tauhid, program-program bansos yang begitu banyak dari beberapa kementerian dan lembaga juga perlu diintegrasikan.
"Perlu dijadikan sistem jaminan sosial terpadu yang terintegrasi antara kementerian dan lembaga dengan pendataan yang lebih baik dan tepat sasaran," ucapnya.
Kemudian, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga mesti terus diberikan bantuan baik melalui kebijakan fiskal maupun nonfiskal. Industri kesehatan dalam negeri juga perlu diperkuat agar tidak terus mengandalkan impor.
"Karena sebagian besar, vaksin misalnya, bahan bakunya diimpor. Justru industri berbasis produk kesehatan, termasuk peralatannya, harusnya bisa dikembangkan sehingga apabila ada virus baru masuk, industri kesehatan akan lebih siap," pungkasnya.
Baca Juga: Umat Hindu di Bali Gelar Ritual Penyucian Hewan Kurban
Berita Terkait
-
Update COVID-19 Jakarta 19 Oktober: Positif 106, Sembuh 122, Meninggal 0
-
Peringatan Sri Mulyani: Pandemi Ini Tidak akan Selesai dan Bukan yang Terakhir
-
Ada Aturan Baru Naik Pesawat di Jawa-Bali, Humas Bandara Ngurah Rai : Masih Bisa Antigen
-
CEK FAKTA: Benarkah Vaksin Sinovac Tidak Manjur Melawan Covid-19?
-
AS Bolehkan Suntikan Dosis Ketiga Vaksin Covid-19 Berbeda dengan Dosis Pertama, Kenapa?
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Sidak Bank Mandiri, Menkeu Purbaya Mengaku Dimintai Uang Lagi untuk Kredit Properti dan Otomotif
-
Ini Dampak Langsung Kebijakan Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Hasil Tembakau
-
Bank Indonesia Dikabarkan Jual Cadangan Emas Batangan 11 Ton, Buat Apa?
-
Rupiah Ditutup Ambruk Hari Ini Terhadap Dolar
-
Pertamina Klaim Vivo dan BP Siap Lanjutkan Pembicaraan Impor BBM
-
Singgung Situasi Global, SBY: Uang Lebih Banyak Digunakan untuk Kekuatan Militer, Bukan Lingkungan
-
11 Perusahaan Antre IPO, BEI: Yang Terpenting Kualitas!
-
Kementerian ESDM Sebut Pertamax Green 95 Gunakan Etanol!
-
Purbaya Kukuh soal Peringatan Luhut, Tetap Potong Anggaran MBG Jika Tak Terserap
-
Prabowo Bongkar Borok Tambang Ilegal: Negara Dibobol Rp300 Triliun, 'Emas Baru' Dikeruk Habis!