Suara.com - Investor legendaris yang merupakan jajaran orang terkaya di dunia, Warren Buffett baru saja berhasil untung hingga hingga hampir USD9 miliar (Rp127 triliun) hanya dari satu perusahaan saja.
Melalui perusahaan investasinya, Berkshire Hathaway sukses meraup cuan dari American Express dalam satu tahun ini. Saat ini, total total keuntungan yang belum direalisasi pada saham menjadi sekitar USD26 miliar.
Untuk informasi, Buffet memiliki 152 juta saham perusahaan kartu kredit tersebut, dengan modal ini, ia meraup posisi 27 miliar dolar AS pada Selasa (19/20/2021) lalu.
Buffet menghasibkan USD1,3 miliar untuk holding, sehingga mereka sukses menghasilkan sekitar 20 kali lipat uang mereka di atas kertas, belum termasuk dividen.
Mengutip dari Warta ekonomi, ) saham American Express berada di angka US$ pada Selasa lalu, nilai yang cukup tinggi hingga hampir menyentuh rekor tertinggi intraday US$180 pada bulan Juli.
Saham perusahaan keuangan itu naik 50% tahun ini karena ekonomi AS telah pulih dari pandemi, dan risiko gelombang gagal bayar pinjaman telah memudar.
Kenaikan saham telah meningkatkan nilai saham Berkshire menjadi sebesar USD8,6 miliar tahun ini.
Berkshire telah menjadi pemegang saham American Express selama lebih dari 25 tahun. Buffett merupakan salah satu penggemar lama American Express karena nilai merek dan hubungan pelanggannya.
Pada pertengahan 1960-an, dia bahkan menanamkan 40% dari modal kemitraan investasinya ke dalam bisnis setelah harga sahamnya turun setengahnya karena skandal Salad Oil.
Baca Juga: Apa Itu Black Card? Kartu Kredit Eksklusif yang Hanya Dimiliki Para Elit Dunia
Buffett juga menggambarkan American Express sebagai perusahaan "satu-satunya" dalam suratnya tahun 1980 kepada pemegang saham.
American Express adalah holding terbesar ketiga dalam portofolio saham Berkshire Hathaway, setelah Apple dan Bank of America.
Kedua saham tersebut masing-masing telah naik 15% dan 55% tahun ini, meningkatkan keuntungan Berkshire yang belum direalisasi masing-masing menjadi USD100 miliar (Rp1.411 triliun) dan USD33 miliar (Rp465 triliun), berdasarkan basis biaya yang dirinci dalam laporan tahunan terbarunya.
Berita Terkait
-
Relaksasi Denda dan Pembayaran Kartu Kredit Resmi Diperpanjang
-
Denda 1% Telat Bayar Kartu Kredit Diperpanjang Hingga Juni 2022
-
Bagaimana Hukum Menggunakan Kartu Kredit dalam Islam? Buya Yahya Menjawab
-
Bikin Belanja Makin Untung, Blibli Rilis Kartu Kredit Kolaborasi Bareng BCA
-
Gandeng BCA, Kartu Kredit Blibli Diluncurkan
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Bukan Sekadar Bazaar, PNM Hadirkan Ruang Tumbuh dan Silaturahmi UMKM di PFL 2025
-
Perkuat Sport Tourism dan Ekonomi Lokal, BRI Dukung Indonesia Mendunia Melalui MotoGP Mandalika 2025
-
BRI Dorong UMKM Kuliner Padang Perkuat Branding dan Tembus Pasar Global Lewat Program Pengusaha Muda
-
Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Masih Stagnan, BSI Genjot Digitalisasi
-
Bank Mega Syariah Bidik Target Penjualan Wakaf Investasi Senilai Rp 15 Miliar
-
Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
-
Saham Bank Lapis Dua Kompak Rontok, Maybank Indonesia Ambles Paling Dalam
-
OJK Minta Generasi Muda Jangan Awali Investasi Saham dari Utang
-
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini, Naik Apa Turun?
-
Aliran Modal Asing yang Hengkang dari Pasar Keuangan Indonesia Tembus Rp 9,76 Triliun