Suara.com - Indonesia menjajaki peningkatan bisnis potassium dengan Belarus. Potassium merupakan bahan baku pupuk majemuk NPK dan berbagai kebutuhan lain.
"Kami berharap dengan datang ke sini bisa melihat langsung produksi potasium untuk kepastian bahan baku pupuk dan memperkuat ketahanan pangan nasional," kata Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel pada kunjungan kerja ke Belarus, Minsk, Minggu (24/10/2021).
Sehari sebelumnya, delegasi Indonesia yang dipimpin langsung Wakil Ketua DPR RI bidang Koordinasi Industri dan Pembangunan (Korinbang) itu turun ke tambang potasium di kedalaman 575 meter di Soligorsk.
"Potasium menjadi komoditas utama impor kita dari Indonesia, salah satu penggunanya adalah PT Pupuk Kalimantan Timur," kata Rachmat Gobel.
Dirut PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) Rahmad Pribadi menyebut, setiap tahun Indonesia mengimpor sekitar 3 juta ton potasium yang sebagian besar untuk pupuk.
"Pupuk Indonesia sendiri mengimpor sekitar 600 ribu ton potasium atau 20 persen dari kebutuhan nasional, dari Rusia dan Kanada, di samping Belarus," kata dia.
Ia menjelaskan, potensi pasar potasium di Indonesia sangat besar, mengingat pertanian di Indonesia terus tumbuh dengan tanaman pangan yang luas hingga 6 juta hektare.
"Bila Belarus serius, harganya harus kompetitif, melakukan B to B, dan membuka kantor permanen di Jakarta," katanya.
Belaruskali sendiri sudah memiliki kantor di Kuala Lumpur, Malaysia. Namun menurut dia, tetap perlu punya kantor di Jakarta.
Baca Juga: Pupuk Kaltim Bekali Masyarakat Binaan dengan Pengolahan Dry Maggot
"Apakah itu memindahkan yang di Kuala Lumpur atau menambahkannya di Asia. Karena kalau tidak punya kantor yang permanen di Jakarta, agak susah ya," kata Rahmad.
Ia juga menyebut berencana mendorong PT Mega Eltra sebagai bagian dari anak perusahaan holding PT Pupuk Indonesia, yang juga tempat PT Pupuk Kaltim bernaung, untuk menjadi trader potasium dari Belaruskali selama harganya lebih murah.
"Apalagi Pupuk Kaltim juga berencana meningkatkan kapasitas produksi pupuk NPK hingga 450 ribu ton per tahun yang pasti membutuhkan potasium lebih besar lagi," kata Rahmad.
Berita Terkait
-
Adaptif Hadapi Pandemi, Pupuk Indonesia Raih Best SEO Awards 2021
-
Harga Sawit Meroket, Petani di Riau Keluhkan Kenaikan Harga Pupuk
-
Pupuk Kaltim Tingkatkan SDM Petani Binaan Sektor Hortikultura
-
Mendag Muhammad Lutfi Beri Penghargaan Primaniyarta 2021 ke Pupuk Kaltim
-
Ratusan Sak Pupuk Abal-abal asal Sumbar Gagal Beredar di Sumsel
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
ESDM Perkuat Program PLTSa, Biogas, dan Biomassa Demi Wujudkan Transisi Energi Hijau untuk Rakyat
-
Lowongan Kerja PT Surveyor Indonesia: Syarat, Jadwal dan Perkiraan Gaji
-
Profil BPR Berkat Artha Melimpah, Resmi di Bawah Kendali Generasi Baru Sinar Mas
-
BI Sebut Asing Bawa Kabur Dananya Rp 940 Miliar pada Pekan Ini
-
BI Ungkap Bahayanya 'Government Shutdown' AS ke Ekonomi RI
-
Pensiunan Bisa Gali Cuan Jadi Wirausahawan dari Program Mantapreneur
-
Sambungan Listrik Gratis Dorong Pemerataan Energi dan Kurangi Ketimpangan Sosial di Daerah
-
Bank Indonesia Rayu Apple Adopsi Pembayaran QRIS Tap
-
Profil Cucu Eka Tjipta Widjaja yang Akusisi PT BPR Berkat Artha Meimpah
-
Kementerian ESDM Tata Kelola Sumur Rakyat, Warga Bisa Menambang Tanpa Takut