Suara.com - Di masa pandemi ini, salah satu komoditas perkebunan yang tidak terlalu terdampak adalah petani tembakau, karena para petani tembakau masih bisa menjalankan usahanya dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hal mendasar yang membuat kokohnya pengembangan tembakau ini, salah satunya karena petani bermitra. Dari kemitraan tersebut, petani akan memiliki jaminan pasar dan modal bisa balik kembali.
"Dengan adanya kontrak diawal tahun, petani mempunyai jaminan pasar hingga produksi kami terserap , jika produksi kami terserap ada rupiah yang kami dapatkan," ujar Hamdani, Petani tembakau, saat diwawancarai tim Ditjen Perkebunan, di hamparan areal tanam tembakau seluas 2 ha dengan jenis tembakau virginia GL 26 H, Desa Padamara Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur ditulis Selasa (26/10/2021).
Hamdani menambahkan bahwa, Kedepannya diharapkan tembakau tetap eksis, sehingga bisa terus menompang dan memenuhi kehidupan sehari-hari para petani tembakau.
"Kami mengapresiasi pemberian bantuan dari pemerintah baik pusat maupun daerah yang telah memberikan bantuan kepada kelompok tani kami, melalui dana APBD I seluas 20 ha dengan rincian pupuk KNO3 sebanyak 2 ton, ZK sebanyak 2 ton, dan ZA sebanyak 2 ton, dimana sangat kami butuhkan dimasa pandemi saat ini," ujarnya.
Menurut Hamdani, untuk menghasilkan bahan baku berkualitas baik, Petani memerlukan adanya penambahan sarana produksi.
Petani pernah mendapatkan bantuan berupa pupuk dan pestisida namun dirasa masih terbatas, kedepannya diharapkan setidaknya dapat memenuhi 50 persen dari kebutuhan budidayanya, baik alat kultivator, pupuk, bahan bakar, dan lainnya, sehingga petani terbantu dalam menjalankan budidaya tembakau ini agar tersedianya bahan baku yang berkualitas.
Terkait bahan bakar, Hamdani menuturkan bahwa, Dalam proses pengeringannya kami menggunakan oven konvensional dengan bahan alternatif cangkang sawit dan kemiri. Untuk satu oven dapat menampung 550 stik atau sekitar 4 ton daun tembakau.
Sambil menunjukkan oven konvensional yang sedang melakukan pengeringan daun tembakau M transisi daun C, yang memiliki karakter setelah matang tulang daunnya tidak fleksibel, agak kaku, dan terdapat bintik-bintik khas, kalau daun tembakau ada bintik justru itu yang diminati/dicari.
Baca Juga: Jika Tarif Cukai Naik, Masyarakat Indonesia Bisa Downgrade ke Rokok Ilegal
"Harapan kami kedepan, semoga pemerintah pusat maupun daerah membantu petani memberikan subsidi bahan bakar sawit karena dari tahun ke tahun harganya selalu meningkat," katanya.
Sedangkan terkait dana bagi hasil, Lanjut Hamdani, itu keringat kami sebagai petani tembakau. Ada tembakau, ada cukai, kalau tidak ada tembakau, tidak ada cukai. Kalau boleh jangan 25 persen ke bidang teknis, porsinya diharapkan paling tidak 50 persen, untuk meningkatkan kualitas bahan baku yang baik sesuai norma standard yang mengatur pengembangan tembakau baik produksi, budidaya dan lainnya.
Selain itu, Lanjut Hamdani, Untuk mendukung pengembangan tembakau dimana merupakan komoditas ekspor, para petani juga dituntut untuk paham dan dapat memenuhi syarat standar kebutuhan pasar global baik dari sisi residu dimana apabila tidak dikembangkan dengan baik dapat membahayakan, maupun dari beberapa faktor lainnya.
"Untuk itu petani tembakau memerlukan pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) terkait penerapan budidaya yang baik, dan bimtek pendukung lainnya, demi meningkatkan kemampuan sdm khususnya petani tembakau sehingga dapat menghasilkan tembakau berkualitas bermutu baik dan berdaya saing serta memenuhi standar pasar global," ujarnya.
"Pemerintah harus hadir untuk petani diwaktu dan tempat yang tepat, baik pemerintah pusat maupun daerah seharusnya saling bersinergi membantu petani karena tak dapat dipungkiri komoditas perkebunan khususnya tembakau telah dan akan terus menopang kebutuhan hidup petani sehari-hari kedepannya," ujar salah satu tim dari Ditjen Perkebunan, Togu Rudianto Saragih, SH.,MH, selaku Perancang Peraturan Ahli Muda, Ditjen Perkebunan Kementan.
Pada kesempatan yang sama, Hamdani mengungkapkan bahwa, Hal yang mendorongnya untuk terus mengembangkan komoditas tembakau karena turun temurun keluarganya komitmen mengembangkan tembakau.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Shopee Tetap Perketat Paylater Meski Pinjaman Warga Tembus Rp 9,97 Triliun
-
Bank Mandiri Raih 8 Penghargaan Internasional, Sinergi Majukan Negeri Lewat Inovasi Digital
-
Pengusaha Vaksin Dunia Kumpul di Bali, Bahas Strategi Jangka Panjang Industri Global
-
BBM Kembali Tersedia di BP-AKR, Cek Lokasi SPBU Terdekat
-
BCA Buka Indonesia Knowledge Forum 2025: Ruang Inspirasi bagi Pemimpin Industri & Kreator Muda
-
Pabrik Ban Michelin Cikarang PHK 280 Pekerja Secara Sepihak
-
BEEF Kantongi Fasilitas Kredit Rp790 Miliar dari Bank Mandiri
-
Ajak Mahasiswa Aktif Soroti Isu Energi, Bahlil: Kritik Kalian, Gizi Bagi Saya!
-
Prabowo Kirim 16 Nama Calon Anggota Dewan Energi Nasional ke DPR
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak