Suara.com - Schneider Electric, perusahaan digital meminta para perusahaan bisa cepat menyusun peta jalan atau roadmap agar mencapai net-zero emission atau nol-bersih emisi. Hal ini dilakukan, agar proses produksi perusahaan menjadi lebih efisien.
President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Roberto Rossi mengatakan, satu-satunya roadmap yang realistis dan tercepat adalah mengombinasikan antara teknologi digital dan elektrifikasi dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan untuk mendekarbonisasi bangunan, transportasi, dan industri–atau dikenal dengan istilah Electricity 4.0.
"Di Schneider Electric, kami secara unik menjadi bagian dari solusi. Selama 15 tahun terakhir ini kami telah berhasil mengatasi banyak tantangan sustainability kami sendiri, dan mengimplementasikan solusi digital dan listrik terdepan di pabrik kami," ujar Roberto dalam konferensi pers yang ditulis Kamis (4/11/2021).
Sebagai bagian dari ambisinya untuk mendorong inovasi berkelanjutan dan membangun roadmap net-zero emission, Schneider Electric membantu pelanggan di banyak sektor untuk berinovasi dan beralih ke sistem yang terbuka, dapat dioperasikan, digital, dan disederhanakan, serta cara berbisnis yang lebih cerdas.
Pada Innovation Summit Indonesia, Schneider Electric memperkenalkan inovasi digital untuk pengurangan karbon di rumah, gedung, data center, jaringan listrik, dan industri.
Business Vice President Power Products and Digital Energy Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Martin Setiawan mengatakan, perusahaan tidak dapat mengatasi perubahan iklim tanpa mengubah bangunan perusahaan itu sendiri.
Bangunan, lanjut dia, merupakan landasan dekarbonisasi global yang mengkonsumsi lebih dari 50 persen listrik, 1/3 energi dan menyumbang 40 persen emisi karbon global.
Optimalisasi proses operasional dan percepatan pengambilan keputusan berbasis data real-time perlu menjadi standar industri, di samping memberikan jaminan keamanan, kenyamanan dan kesehatan penghuni gedung.
"Mengingat 90 persen waktu kita dihabiskan di dalam ruangan, maka bangunan masa depan harus berkelanjutan, sangat efisien, tangguh, dan people centric. Schneider Electric melalui EcoStruxure for Buildings telah merancang, membangun, dan mengelola bangunan untuk memenuhi keempat tantangan tersebut, dan menciptakan standar baru untuk bangunan masa depan," pungkas Martin.
Baca Juga: Inggris Minat Investasi Hijau, Erick Thohir Minta BUMN-BUMN Tranformasi Energi Bersih
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- Innalillahi, Aktor Epy Kusnandar Meninggal Dunia
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
Pilihan
-
KLH Sebut Tambang Milik Astra International Perparah Banjir Sumatera, Akan Ditindak
-
5 HP Memori 512 GB Paling Murah Desember 2025: Ideal untuk Gamer dan Content Creator Pemula
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
-
Bank Indonesia Ambil Kendali Awasi Pasar Uang dan Valuta Asing, Ini Fungsinya
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
Terkini
-
Kisaran Gaji PPPK Guru Tendik Sekolah Rakyat, Lebih Besar dari UMR?
-
Sabet Gelar Market Leader, Saham AVIA Berpotensi Menguat Akhir Pekan?
-
Menkeu Purbaya Bantah Tudingan Asing Habiskan 'Dana Darurat' Rp 200 Triliun
-
Danantara Mau Ubah Skema Kompensasi Subsidi, Biar BUMN Nggak Melarat
-
Penggelapan Asuransi, OJK Serahkan Dua Direktur PT Bintang Jasa Selaras ke Kejaksaan
-
Jasa Perawatan Pembakit Listrik RI Laris Manis Dilirik Malaysia Hingga China
-
Rupiah Lemah Tak Berdaya Sore Ini Disebabkan Investor Cemas soal Data Cadangan Devisa
-
Kunjungi Korban Banjir Sumatera, Bahlil Janji Cabut Izin Tambang Nakal
-
KLH Sebut Tambang Milik Astra International Perparah Banjir Sumatera, Akan Ditindak
-
Purbaya Sebut Revisi UU P2SK Perkuat Koordinasi Fiskal dan Moneter, Peran BI Makin Luas