Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menarget agar petani yang mengikuti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) atau asuransi pertanian ditingkatkan dari target 1 juta hektar menjadi 3 juta hektar. Untuk memudahkan petani mengikuti program asuransi pertanian, Kementan telah menggunakan aplikasi SIAP dan PROTAN untuk meningkatkan akses pendaftaran dan memudahkan pelaporan dan pelayanan klaim. Hal itu terungkap dalam Webinar Nasional bertema 'La Nina Datang, Asuransi Petani Bikin Tenang', Rabu (17/11/2021).
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) menuturkan, program asuransi pertanian merupakan upaya perlindungan bagi petani ketika menghadapi gagal panen. Asuransi pertanian memberikan perlindungan berupa pertanggungan, agar petani tetap memiliki modal untuk memulai kembali usaha pertaniannya.
"Asuransi pertanian merupakan program perlindungan bagi petani agar tenang dalam mengembangkan usaha pertanian mereka. Dengan mengikuti asuransi, petani tak perlu khawatir ketika mengalami gagal panen, karena mendapat pertanggungan," tuturnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menerangkan, selain program perlindungan,asuransi pertanian juga menjaga produktivitas pertanian. Dengan asuransi pertanian, petani tetap dapat terus berproduksi, sehingga tak mengganggu pendapatan mereka.
"Produktivitas pertanian akan terus terjaga ketika petani mengikuti program asuransi pertanian. Mereka akan mendapat pertanggungan sebesar Rp6 juta per hektare per musim ketika mengalami gagal panen," tutur Ali.
Selain itu, program asuransi pertanian juga menjaga tingkat kesejahteraan petani. Pertanggungan yang diberikan akan menghindarkan petani dari kerugian akibat gagal panen.
"Petani tetap dapat melanjutkan usahatani nya, sehingga tingkat kesejahteraan mereka juga terjamin dengan program asuransi pertanian," papar Ali.
Direktur Pembiayaan Ditjen PSP Kementan, Indah Megahwati mengakui petani harus mengalami kerusakan terlebih dahulu pada lahan persawahan mereka baru mau mengikuti asuransi pertanian.
"Biasanya petani terpacu tingkat kesadarannya untuk ikut asuransi ketika tertimpa musibah. Begitu mengalami banjir, diserang hama tikus, baru mereka ingin mengikuti asuransi," kata Indah yang menjadi narasumber utama pada webinar tersebut.
Baca Juga: Dinilai Mampu Stabilkan Ekonomi Daerah, DPR Apresiasi Program RJIT dan JUT Kementan
Saat ini, Indah melanjutkan, Kementan berupaya meningkatkan jumlah sawah yang ter-cover asuransi pertanian.
"Selain mengasuransikan kredit, juga mengasuransikan komoditinya. Saat ini baru 1 juta hektar. 1 juta hektar tidak nendang kata Pak Dirjen dan Pak Menteri. Kalau bisa dinaikkan menjadi 3 juta hektar," ucap Indah.
Untuk memudahkan petani mengakses program asuransi pertanian, Kementan telah meluncurkan aplikasi digital bernama SIAP.
"Aplikasi SIAP ini aplikasi digital mulai pendaftaran hingga penetapan polis, penetapan daftar peserta definitif dan memantau serta memonitoring bantuan pelayanan premi dan klaim," terang Indah.
Ke depan, Indah memastikan pelaksana AUTP ini akan kita coba evaluasi. Rencanaya, ia akan menerapkan konsorsium agar daya jangkau asuransi pertanian semakin luas.
"Kami coba memikirkan untuk mendorong konsorsium. Saat ini, dari premi Rp180 ribu disubsidi pemerintah sebesar Rp144 ribu. Jadi petani cukup bayar Rp36 ribu. Itu pun masih susah setengah mati," ujarnya.
Berita Terkait
-
Kementan Komitmen Perkuat Tata Kelola Pupuk Bagi Petani
-
Mentan Dorong Kabupaten Takalar Jadi Gerbang Utama Komoditas Padi di Indonesia Timur
-
Mentan SYL: Sumpah Pemuda Momentum Milenial Berinovasi di Sektor Pertanian
-
Indonesia Dinilai Mampu Sediakan Pangan Saat Pandemi, FAO Berikan Apresiasi
-
Pertemuan Ditjen PSP Kementan di DIY Bahas Pentingnya Pengelolaan Lahan dan Irigasi
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
WIKA Bicara Keuntungan Jika BUMN Karya Jadi Merger
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Shell Akan Kembali Garap 5 Blok Migas Indonesia
-
Dukung Asta Cita, BRI Dorong Pertumbuhan Inklusif lewat Penyaluran KUR Senilai Rp147,2 Triliun
-
Impor Pertalite Capai 60 persen dari Kebutuhan 39 Juta kl per Tahun
-
Apindo Nilai Janji 19 Juta Lapangan Kerja dari Prabowo Tidak Realistis
-
CORE: Ekonomi Indonesia 2026 Resilien, Tapi Akselerasi Tertahan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
Menkeu Purbaya Puji Bahlil: Cepat Ambil Keputusan, Saya Ikut
-
Pengusaha Kakao Lokal Minta Insentif ke Pemerintah, Suku Bunga Bisa Tembus 12%