Suara.com - Jika ingin menjadi negara maju, Indonesia perlu berupaya lebih keras untuk mendorong lahirnya lebih banyak lagi pengusaha baru. Upaya itu dapat diwujudkan dengan membangun ekosistem yang lebih kondusif bagi bertumbuhnya pengusaha pengusaha baru dan berkembangnya usaha-usaha.
Di antaranya, melalui kemudahan dalam mendirikan usaha, akses terhadap permodalan, akses pasar, termasuk pengembangan jejaring dan skema mentorship.
Kurang kondusifnya ekosistem kewirausahaan membuat jumlah pengusaha di Indonesia, menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, baru mencapai 3,47% dari seluruh penduduknya.
Jumlah ini masih terlalu sedikit. Bandingkan dengan Singapura yang sudah mencapai 8,5%, atau Malaysia dan Thailand yang 4,5%.
Masih kurang kondusifnya ekosistem ini juga tercermin dari peringkat Global Entrepreneurship Index (GEI). Menurut data GEI tahun 2019, Indonesia masih menempati peringkat ke-75 dari 137 negara yang disurvei.
Dengan peringkat tersebut, posisi GEI Indonesia masih tertinggal dibanding beberapa negara tetangga di ASEAN. Misalnya, Singapura sudah menempati peringkat ke-27, Malaysia ke-43, Brunei Darussalam ke-48, Thailand ke-54, dan Vietnam ke-73.
GEI adalah indeks yang mengukur kualitas dan dinamika ekosistem entrepreneurship suatu negara. Indeks ini dipublikasikan oleh The Global Entrepreneurship and Development Institute (GEDI), institusi yang berkantor pusat di Washington DC, Amerika Serikat (AS).
GEDI ini didirikan oleh para akademisi dalam bidang entrepreneurship dari George Mason University, AS, University ofg Pecs dari Hongaria, dan Imperial College London dan London School os Economic, keduanya dari United Kingdom.
Merujuk konsep GEI, salah satu institusi yang berperan penting dalam ekosistem kewirausahaan adalah perguruan tinggi. Di Indonesia, masih terlalu sedikit kampus yang mampu mencetak pengusaha-pengusaha baru.
Baca Juga: Komitmen Beri Dampak Positif ke Masyarakat, Jababeka Raih 2 Penghargaan dari Pemprov Jabar
Sebagai perbandingan, mengutip data Financial Times (2015), sebanyak 46% lulusan program MBA Babson College di Amerika Serikat (AS) berani langsung membuka usaha sendiri setelah lulus kuliah.
Begitu pula sebanyak 34% lulusan Stanford University, AS, juga berani langsung berbisnis setamat kuliah.
Sementara, lulusan Harvard Business School yang langsung berbisnis mencapai 28%, dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) Sloan School of Management sebesar 26%.
Untuk mendorong lebih banyak lagi pengusaha yang datang dari lingkungan perguruan tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menggelar program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Program ini melibatkan sejumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta. President University (PresUniv) pun terlibat dalam program ini dengan melakukan beberapa kegiatan.
Salah satuanya adalah kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Senin-Kamis (20-23 Desember) lalu, Rendika Nugraha, dosen PresUniv yang mengelola PKM tersebut, memaparkan kegiatannya dalam seminar internasional tentang pengabdian masyarakat yang dilangsungkan secara hybrid.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar