Suara.com - Dana yang terserap dari lelang enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara awal 2022 mencapai Rp11 triliun dari dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp55,34 triliun.
Dalam keterangan resminya, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada Rabu (12/1/2021), hasil lelang sukuk ini memenuhi target Rp11 triliun.
Untuk seri SPNS12072022, jumlah dimenangkan mencapai Rp1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 2,6544 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 12 Juli 2022 ini mencapai Rp21,36 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 2,64 persen dan tertinggi 2,95 persen.
Untuk seri PBS031, jumlah dimenangkan mencapai Rp4,3 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,02458 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2024 ini mencapai Rp15,02 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 4 persen dan tertinggi 4,25 persen.
Pada seri PBS032, jumlah dimenangkan mencapai Rp4,4 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,86969 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2026 ini mencapai Rp7,2 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 4,83 persen dan tertinggi 5,29 persen. Kemudian seri PBS029, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,6 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,36471 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 ini mencapai Rp3,45 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,27 persen dan tertinggi 6,59 persen.
Baca Juga: Pemerintah Akan Tarik Utang Rp973 Triliun Tahun Depan
Dari seri PBS034 jumlah dimenangkan mencapai Rp0,35 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,55592 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 15 Juni 2039 ini mencapai Rp6,01 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,55 persen dan tertinggi 7,15 persen.
Untuk seri PBS033, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,35 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,85592 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 15 Juni 2047 ini mencapai Rp2,29 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,85 persen dan tertinggi 7,27 persen.
Berita Terkait
-
5 Ciri Prinsip Ekonomi, Pengusaha Hingga Karyawan Muda Wajib Tahu
-
Sambut Tarif Baru, DJBC Kemenkeu Luncurkan Desain Terkini Pita Cukai
-
Transformasi Digital Sebagai 'Jurus' Pengembangan Organisasi Kemenkeu
-
Komisi XI Sebut Realisasi APBN Jateng Alami Peningkatan
-
Pemerintah Akan Tarik Utang Rp973 Triliun Tahun Depan
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Bullion Connect 2025: Forum Pemerintah Dorong Penguatan Ekosistem Bulion Nasional
-
Medical Advisory Board, Langkah AdMedika Dalam Perkuat Tata Kelola Medis
-
Ajang Anugerah Media Humas - Komdigi 2025: Telkom Raih Dua Penghargaan Terbaik
-
Emas Antam Terjungkal, Harganya Lebih Murah Jadi Rp 2.322.000 per Gram
-
Gelar RUPSLB, CRSN Tambah Portofolio Bisnis
-
Daftar Maskapai Pindah ke Terminal 1B Bandara Soetta, Mulai Berlaku Pekan Ini
-
Rupiah Kian Tertekan, Dibuka Melemah ke Rp16.754 per Dolar AS
-
IHSG Terus Meroket, Betah Naik di Level 8.400
-
BI Bakal Hati-hati Kelola Utang Indonesia yang Tembus Rp 7.092 Triliun
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor