Suara.com - Harga minyak dunia bergerak menguat pada perdagangan akhir pekan lalu, ditopang oleh kendala pasokan dan kekhawatiran serangan Rusia di negara tetangga Ukraina.
Hal ini mendorong harga menuju kenaikan mingguan keempat meskipun sumber mengatakan China akan merilis cadangan minyak mentah sekitar Tahun Baru Imlek.
Mengutip CNBC, Senin (17/1/2022) minyak mentah berjangka Brent naik USD1,59 atau 1,9 persen di harga USD86,06 per barel. Posisi tersebut level tertinggi dalam 2,5 bulan terakhir. Brent naik 5,4 persen secara mingguan.
Sementara Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik USD1,70, atau 2,1 persen, ke harga USD83,82 per barel. WTI naik 6,3 persen secara mingguan.
Baik Brent dan berjangka AS memasuki wilayah overbought untuk pertama kalinya sejak akhir Oktober.
"Orang-orang yang melihat gambaran besarnya menyadari bahwa situasi penawaran versus permintaan global sangat ketat dan itu memberi pasar dorongan yang kuat," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
Flynn menambahkan bahwa pedagang tidak ingin short di pasar karena ketegangan meningkat antara Rusia dan Ukraina dan menjelang long weekend di AS untuk liburan Martin Luther King Jr Day, yang biasanya volume perdagangan tampak lebih rendah.
Para pejabat AS menyuarakan kekhawatiran pada hari Jumat bahwa Rusia sedang bersiap untuk menyerang Ukraina jika diplomasi gagal. Rusia, yang telah mengumpulkan 100.000 tentara di perbatasan Ukraina, merilis gambar pasukannya bergerak.
"Telah terjadi lonjakan faktor risiko geopolitik yang mendorong harga," kata John Kilduff, mitra di Again Capital Management di New York.
Baca Juga: Stabilkan Harga Minyak Goreng, Pemkot Bogor Gencarkan Operasi Pasar Murah
Dolar AS tampaknya menuju penurunan mingguan terbesar dalam empat bulan. Dolar yang lebih lemah membuat komoditas lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.
Beberapa investment bank memperkirakan harga minyak ke level USD100 per barel tahun ini, dengan permintaan diperkirakan melebihi pasokan, paling tidak karena kendala kapasitas di antara negara-negara OPEC + menjadi fokus.
Ketua National Oil Corp Libya Mustafa Sanallah mengatakan harga minyak "diperkirakan akan terus naik kecuali fundamental pasar berubah dan investasi global meningkat," menambahkan bahwa produksi minyak dari negara itu mencapai 1,045 juta barel per hari.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
-
Line Up Terbaru Pestapora Hari Ini 7 September, Usai 34 Musisi Umumkan Mundur
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
Terkini
-
Viral Karyawan Kena PHK Massal, Pemilik Gudang Garam Masuk 50 Orang Terkaya di Indonesia
-
Berapa Tarif Cukai Rokok 2025? Viral Isu PHK Massal Gudang Garam
-
PHK Massal di Gudang Garam Jadi Tanda Ekonomi Indonesia Masih Rapuh
-
Klaim 3 Saldo Dana Kaget di Hari Minggu, Modal Pas Buat Ngopi Santai di Warkop
-
BRI Raih Anugerah Ekonomi Hijau atas Pemberdayaan UMKM dan Keuangan Inklusif
-
Tempat Suci Ini Mau Disulap Jadi Hotel Mewah, 4000 Warga Bakal Kena Gusur
-
QRIS Bisa Dipakai di Negara Mana Saja? Arab Saudi hingga Korea Selatan Segera Menyusul
-
Kredit Perbankan Lesu, Kondisi Likuiditas Bank Aman?
-
4 Tips Renovasi Rumah Tua Agar Nyaman dan Tetap Hemat Budget
-
Lowongan PCPM Bank Indonesia 2025: Jadwal, Syarat, Jurusan, dan Link Resmi