Suara.com - Bank of America (BoA) menganggap, kripto solasa (SOL) sebagai salah satu aset yang memiliki masa depan cemerlang. Hal ini didukung ucapan pakar strategi aset digital Alkesh Shah yang mengatakan, SOL bisa berfungsi sebagai Visa di ekosistem aset digital.
Ia menambahkan, Solana mampu menyediakan lalu lintas tinggi, biaya rendah serta kegunaan mudah. Hal ini menjadikan Solanacocok untuk kebutuhan konsumen seperti pembayaran mikro, DeFi, NFT, web3 dan gaming.
Ia juga menyoroti 400 proyek desentralistik di blockchain Solana. Dengan kecepatan tinggi SOL, Shah menjeaslan, hal ini memungkinkan pemrosesan 65 ribu transaksi per detik dengan biaya transaksi US$0,00025 dan tetap secara relatif desentralistik serta aman.
“Solana memprioritaskan skalabilitas tetapi blockchain yang kurang desentralistik dan aman. Hal ini terlihat melalui sejumlah isu performa jaringan setelah Solana dilahirkan,” jelas Shah dikutip dari Blockchainmedia.
Sementara, ia melanjutkan, Ethereum lebih memprioritaskan desentralisasi dan keamanan dengan mengorbankan skalabilitas yang berakibat kepada kemacetan jaringan dan biaya transaksi yang membengkak.
Diciptakan pada Maret 2020 silam, Solana dianggap sebagai blockchain yang dapat menampung aplikasi berskala besar.
SOL merupakan aset kripto kelima terbesar dan telah memroses transaksi senilai lebih dari US$50 milyar dan mencetak 5,7 juta NFT.
Jaringan ini seringkali disandingkan dengan Ethereum sebab keduanya mendukung smart contract yang menjadi kunci bagi aplikasi desentralistik, seperti bank berbasis blockchain dan NFT.
Dalam setahun ke belakang, makin banyak investor tertarik pada SOL hingga harganya naik lebih dari 4.000 persen. Kendati demikian, SOL masih lebih kecil dibandingkan ETH. SOL memiliki kapitalisasi pasar US$47 milyar yang merupakan sepersepuluh ukuran ETH.
Baca Juga: Alasan NFT Dihargai Mahal, Tak Semua Bisa Seperti Ghozali
Analis BoA tersebut berpikir perbedaan valuasi ini adalah pertanda baik bagi SOL. Potensi SOL belum sepenuhnya tercerminkan dalam harga, sehingga SOL masih dapat bertumbuh dan mengambil pangsa pasar dari ETH dan aset kripto lain.
Berita Terkait
-
10 NFT Termahal di Dunia, Harganya Bukan Kaleng-kaleng Ada yang Sampai Rp 1 Triliun!
-
Kemenkominfo Sarankan Masyarakat Beli Aset Kripto yang Kantongi Izin Regulator
-
Menatap Tren Mata Uang Kripto di 2022, Akan Seperti Apa?
-
Sam Bankman Fried Desak Regulator Buat Kerangka Kerja Crypto Terpadu
-
Alasan NFT Dihargai Mahal, Tak Semua Bisa Seperti Ghozali
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
RI Targetkan 16 Juta Turis Asing, Ekspansi Hotel Mewah Makin Meriah
-
Pemerintah Akan Tata Ulang Legalitas IKN Setelah MK Batalkan HGU 190 Tahun
-
BI Serap Rp290 Miliar dari Lelang Obligasi PT Sarana Multigriya Finansial, Apa Untungnya?
-
Pemerintah Optimistis Negosiasi Tarif dengan AS Rampung Sebelum 2025 Berakhir
-
Mendag Temukan Harga Cabai Naik Jelang Nataru
-
Bos Djarum Victor Hartono Terseret Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Purbaya: Bukan Zaman Sekarang!
-
Intip Gaji dan Tunjangan Ken Dwijugiasteadi, Eks Dirjen Pajak
-
Kejagung Ungkap Status Victor Hartono, Anak Orang Terkaya Indonesia yang Dicekal dalam Kasus Korupsi
-
Mulai Malam Ini Pemerintah Resmi Kasih Diskon Tiket Kereta hingga Pesawat Besar-besaran
-
Pertamina Mulai Bersiap Produksi Massal Avtur dari Minyak Jelantah