Suara.com - Harga minyak dunia menguat pada perdagangan Senin karena investor berspekulasi bahwa pasokan global akan tetap ketat.
Mengutip CNBC, Selasa (18/1/2022) harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 42 sen, atau 0,5 persen menjadi USD86,48 per barel. Di awal sesi, kontrak tersebut menyentuh harga tertinggi sejak 3 Oktober 2018, yakni USD86,71 per ounce.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, meningkat 53 sen, atau 0,6 persen menjadi USD84,35 per barel setelah menyentuh harga tertinggi sejak 10 November di USD84,78.
Perdagangan relatif tenang karena hari libur di Amerika untuk menghormati pemimpin hak sipil yang terbunuh Martin Luther King Jr.
Keriuhan aksi beli, didorong kendala pasokan dan tanda-tanda varian Omicron tidak akan mengganggu seperti yang dikhawatirkan terhadap permintaan bahan bakar, mendongkrak sejumlah grade minyak mentah ke posisi tertinggi multi-tahun, menunjukkan reli Brent dapat dipertahankan lebih lama, ungkap trader.
"Sentimen bullish terus berlanjut karena (kelompok produsen) OPEC Plus tidak menyediakan pasokan yang cukup untuk memenuhi permintaan global yang kuat," kata Toshitaka Tazawa, analis Fujitomi Securities Co Ltd.
Organisasi Negara Eksportir Minyak, Rusia dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC Plus, secara bertahap melonggarkan pengurangan output yang diterapkan ketika permintaan merosot pada 2020.
Tetapi banyak produsen yang lebih kecil tidak dapat meningkatkan pasokan dan yang lain ketar-ketir untuk memompa terlalu banyak minyak jika terjadi kehancuran lagi akibat Covid-19.
Sementara itu, total produksi minyak Libya kembali ke 1,2 juta barel per hari (bph), menurut National Oil Corp. Output Libya sekitar 900.000 bph pekan lalu karena blokade ladang minyak di sebelah barat.
"Produksi minyak Libya turun menjadi 700.000 barel per hari pada awal tahun, yang berperan dalam kenaikan harga," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
Kekhawatiran atas kendala pasokan melebihi berita tentang kemungkinan pelepasan cadangan minyak China, ungkap Tazawa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Pakar Pangan Menilai Harga Gabah di Masa Pemerintahan Prabowo Menyenangkan
-
Hadirkan Musik Kelas Dunia Melalui Konser Babyface dengan Penawaran Eksklusif BRImo Diskon 25%
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang