Suara.com - Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China atau KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengungkapkan progres pembangunan tunnel 2 atau terowongan yang bakal dilalui Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Dwiyana menyebut, dalam pembangunan tunnel ini pihaknya menemui kendala. Salah satunya, tanah yang akan dibangun Tunnel memiliki tekstur clay shale di mana tanah cepat mengembang dan menyebabkan longsor.
"Tanah Clay Shale iu cepat mengembang ya, kalau tanah clay shale dibuka dan mengembang itu daya dukungnya itu jadi berkurang, itu yang menyebabkan terjadi longsoran," ujar Dwiyana seperti dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (18/1/2022).
Dwiyana melanjutkan, untuk mengatasi kendala ini, pihaknya mendatangkan ahli-ahli terowongan dari China. Ahli-ahli ini, jelas dia, nantinya bekerja sama dengan para akademisi dari ITB.
"Menambah pekerja ahli tunnel kita datangkan dari china, karena pada suatu kondisi kita perkuat cloating, di permukaan di atas tunnel kita perkuat dengan cloating beton," ucap dia.
Namun demikian, Dwiyana mengaku saat ini kendala tersebut sudah teratasi dan pembangunan kembali berjalan normal.
"Kesulitan sudah kita lewati, pekerjaan sudah mulai normal 1,2 -1,8 meter per hari," kata dia.
Sebelumnya, Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung perkembangan konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) berupa terowongan (tunnel) dua yang ada di Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, Senin (17/1/2022).
Pembangunan terowongan dua tersebut sempat terkendala oleh sejumlah masalah teknis terkait dengan kondisi tanah.
Baca Juga: PT Kereta Cepat Indonesia-China Klaim Kesulitan di Tunnel 2 Sudah Bisa Diselesaikan
"Hari ini saya melakukan peninjauan pada progres perkembangan konstruksi kereta cepat Jakarta-Bandung bersama-sama dengan Pak Menko, para menteri, dan juga Gubernur Jawa Barat, utamanya di terowongan dua yang memang di sini ada masalah yang harus kita selesaikan, masalah teknis yang harus kita selesaikan," ujar Jokowi dalam keterangannya selepas peninjauan.
Pembangunan terowongan dua tersebut memang berjalan agak lambat karena dibangun di area clay shale yang sangat lunak dan rapuh sehingga menuntut kerja yang penuh kehati-hatian.
Secara keseluruhan, proyek KCJB sendiri telah mencapai 79,9 persen dan diharapkan sudah bisa uji coba pada akhir tahun 2022 serta bisa operasional pada Juni 2023.
"Harapan kita dengan selesainya Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini akan mengurangi kemacetan baik yang ada di Jakarta maupun yang ada di Bandung, juga mempercepat mobilitas orang dan juga barang. Kita harapkan ini menjadi sebuah daya saing yang baik bagi negara kita," katanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Grab Tawarkan Jaminan Tepat Waktu Kejar Pesawat dan Kompensasi Jutaan Rupiah
-
Kuota Mudik Gratis Nataru Masih Banyak, Cek Syarat dan Rutenya di Sini
-
Asuransi Simas Jiwa Terapkan ESG Lewat Rehabilitasi Mangrove
-
Baru Terjual 54 Persen, Kuota Diskon Tarif Kereta Api Nataru Masih Tersedia Banyak
-
Kemnaker Waspadai Regulasi Ketat IHT, Risiko PHK Intai Jutaan Pekerja Padat Karya
-
Tahapan Pengajuan KPR 2026, Kapan Sertifikat Rumah Diserahkan?
-
Harga Emas Antam Naik Konsisten Selama Sepekan, Level Dekati 2,5 Jutaan
-
Inilah PT Tambang Mas Sangihe yang Ditolak Helmud Hontong Sebelum Meninggal Dunia
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5