Suara.com - Wall Street melemah pada Kamis (10/2/2022) setelah data terbaru menunjukkan inflasi di Amerika Serikat mencapai level tertinggi sebesar 7,5 persen atau tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Mengutip CNBC, Jumat (11/2/2022) indeks Dow Jones Industrial Average di Bursa Efek New York, AS, merosot 526,47 poin, atau sekitar 1,47 persen, menjadi 35.241,59. Indeks S&P 500 anjlok 83,10 poin, atau sekitar 1,81 persen, menjadi 4.504,08. Indeks komposit Nasdaq terjun 304,73 poin, atau sekitar 2,10 persen, menjadi 14.185,64.
Laporan yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis menunjukkan inflasi mencapai 7,5 persen bulan lalu, melampaui estimasi para ekonom 7,3 persen.
Merespon data inflasi AS, Presiden Federal Reserve St Louis James Bullard menyatakan bahwa ia menginginkan suku bunga meningkat 1 persen sampai Juli 2022. Dalam pertemuan Maret, The Fed diperkirakan akan meningkatan suku bunga sebesar 50 basis poin.
Seluruh 11 sektor utama indeks S&P 500 berakhir di teritori negatif, dipimpin sektor teknologi dan properti.
Harga emas berjangka di COMEX New York Mercantile Exchange tidak mengalami perubahan dari sesi sebelumnya, dengan harga emas untuk pengiriman Maret 2022 tetap USD 1.837,40 per ons.
Nilai tukar dolar AS menguat dengan indeks dolar AS naik 0,30 persen menjadi 95,78.
Bursa saham Eropa melemah pada Jumat, dengan indeks STOXX 600 Eropa turun 0,2 persen, dipicu merosotnya saham sektor otomotif.
Indeks FTSE 100 di Bursa Efek London, Inggris, meningkat 28,98 poin, atau sekitar 0,38 persen, menjadi 7.672,40. Indeks Dax 30 di Bursa Efek Frankfurt, Jerman, berakhir datar dengan pergerakan naik hanya 8,43 poin menjadi 15.490,44.
Baca Juga: Inflasi AS Sentuh 7,5 Persen Paling Tinggi Sejak 1982
Indeks Ibex 35 di Bolsa de Madrid, Spanyol, naik 39,80 poin, atau sekitar 0,45 persen, menjadi 8.886,20. Indeks Cac 40 di Euronext, Paris, Perancis, turun 29,33 poin, atau sekitar 0,41 persen, menjadi 7.101,55.
Nilai tukar poundsterling menguat 0,27 persen terhadap dolar AS menjadi USD 1,3573 per pound. Sedangkan terhadap euro, nilai tukar pound berada di kisaran 1,1866 euro per pound.
Berita Terkait
-
Program MBG: Bukan Pemicu Inflasi, Justru Jadi Mesin Ekonomi Rakyat
-
Lumbung Mataram di Yogyakarta Dipuji Jadi Solusi Pasokan MBG, Redam Risiko Inflasi Pangan
-
Bisnis Mixue Hadir di Amerika Serikat, Netizen: McDonald's Ketar-ketir?
-
Iri dengan China? Trump 'Kebelet' Minta Harta Karun Mineral RI
-
AS Incar Mineral Kritis Indonesia demi Diskon Tarif Ekspor Sawit dan Kopi
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
Terkini
-
Pertumbuhan Kredit Kuat dan DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun
-
Saham-saham yang Cum Date 29 Desember, Siap Bagikan Dividen Jumbo
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako di Ciampea
-
Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
-
Harga Emas Diprediksi Makin Naik Tahun 2026, Faktor 'Perang' Jadi Kunci
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Pasca Akusisi, Emiten Properti Milik Pengusahan Indonesia Ini Bagikan Dividen
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember