Suara.com - Tentara Ukraina mendapatkan dukungan dari berbagai pihak untuk melawan Rusia. Salah satunya, dukungan dana berupa sumbangan Bitcoin ke tentara Ukraina.
Bahkan, sumbangan Bitcoin untuk tentara Ukraina melonjak setelah Putin memerintahkan tentaranya untuk menyerang Ukraina Kamis pagi.
Data baru dari perusahaan analitik blockchain Elliptic menunjukkan bahwa selama 12 jam pada hari Kamis, hampir USD 400.000 atau setara Rp 5,74 miliar(kurs Rp 14.371) dalam bentuk bitcoin disumbangkan ke Come Back Alive, sebuah organisasi non-pemerintah Ukraina yang memberikan dukungan kepada angkatan bersenjata.
Ini menjadi cara baru untuk menyumbangkan dana. Sumbangan berjumlah ratusan ribu dolar telah membanjiri LSM Ukraina dan kelompok sukarelawan yang bekerja untuk mencegah serangan Rusia.
Aktivis telah menggunaka dana crypto untuk berbagai tujuan, termasuk melengkapi tentara Ukraina dengan peralatan militer, persediaan medis, dan drone, serta mendanai pengembangan aplikasi pengenalan wajah yang dirancang untuk mengidentifikasi apakah seseorang adalah tentara bayaran atau mata-mata Rusia.
"Cryptocurrency semakin banyak digunakan untuk perang crowdfund, dengan persetujuan diam-diam dari pemerintah," kata Tom Robinson, kepala ilmuwan Elliptic, yang dikutip dari CNBC, Kamis (25/2/2022).
Kelompok sukarelawan telah lama meningkatkan pekerjaan militer Ukraina dengan menawarkan sumber daya dan tenaga kerja tambahan. Ketika Presiden Ukraina pro-Rusia Viktor Yanukovych digulingkan pada tahun 2014, misalnya, para sukarelawan berbalik mendukung para pengunjuk rasa.
Biasanya, organisasi ini menerima dana dari donor swasta melalui transfer bank atau aplikasi pembayaran. Cryptocurrency seperti bitcoin telah menjadi lebih populer, bagaimanapun, karena mereka memungkinkan mereka untuk melewati lembaga keuangan yang mungkin memblokir pembayaran ke Ukraina.
Kelompok sukarelawan dan LSM secara kolektif telah mengumpulkan lebih dari USD 1 juta dalam cryptocurrency, menurut Elliptic, meskipun jumlah itu akan terus bergerak, karena sumbangan datang di tengah serangan Rusia yang baru diluncurkan.
Baca Juga: Serang Ukraina dari Darat, Laut dan Udara, Rusia Rebut Pembangkit Listrik Nuklir Chernobyl
Kelompok lain, Aliansi Siber Ukraina, telah menerima hampir USD 100.000 dalam bentuk bitcoin, litecoin, eter, dan campuran stablecoin selama setahun terakhir. Sejak 2016, aktivis Aliansi telah terlibat dalam serangan siber terhadap target Rusia, kata Elliptic.
Di sisi lain, separatis pro-Rusia telah mengumpulkan dana dalam bitcoin sejak awal konflik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
Terkini
-
Cara Input Progres Harian di E-Kinerja BKN
-
Target Swasembada Gula Putih 2026, Mentan Bakal Bongkar 300 Ribu Hektare Lahan Tebu
-
Mulai 2026, Utang ke Pinjol Bakal Lebih Ketat
-
Target Harga CUAN Usai Borong Saham Milik Suami Puan Maharani
-
Terus Salurkan Bantuan, BRI Gelar Trauma Healing untuk Anak-anak Terdampak Banjir di Sumatera
-
OSL Group Perkuat Jejak Global, Bawa Standar Kepatuhan Hong Kong ke Pasar Kripto RI
-
Efek Domino Logam Mulia, Harga Minyak Dunia Melandai
-
OJK Pastikan Likuiditas Perbankan Masih Tetap Kuat di Tahun 2026
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari ini, Dibanderol Rp 2,5 Juta per Gram
-
Rupiah Perkasa di Selasa Pagi, Tembus Level Rp 16.781