Suara.com - Harga minyak dunia anjlok 2 persen pada perdagangan Kamis, setelah menyentuh level tertinggi sekitar satu dekade terakhir.
Penurunan harga minyak ini karena aksi jual meningkat di tengah harapan Amerika Serikat dan Iran akan segera menyetujui kesepakatan nuklir.
Mengutip CNBC, Jumat (4/3/2022) harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup merosot USD2,47, atau 2,2 persen menjadi USD110,46 per barel.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melorot USD2,93, atau 2,6 persen menjadi USD107,67 per barel.
Laporan media menunjukkan Amerika Serikat dan Iran hampir menyelesaikan kesepakatan yang dapat membawa lebih dari satu juta barel per hari minyak, atau sekitar 1 persen dari pasokan global, kembali ke pasar.
Negosiasi untuk menghidupkan kembali pakta tersebut berlangsung selama 10 bulan di Wina. Diplomat diyakini berada dalam tahap akhir pembicaraan.
Tetapi pada Kamis laporan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pengawas nuklir PBB, menunjukkan stok uranium yang diperkaya yang dikumpulkan Iran melanggar kesepakatan nuklir 2015, dengan negara itu mendekati kemampuan untuk membuat bom nuklir.
Kepala IAEA , Rafael Grossi, akan mengunjungi Teheran, Sabtu, dalam upaya untuk menyelesaikan sejumlah masalah yang masih menggantung.
Pada perdagangan awal harga minyak mentah melonjak di sesi awal ke tertinggi multi-tahun di tengah kekhawatiran tentang Rusia, yang mengekspor 4 juta hingga 5 juta barel per hari minyak mentah, terbesar kedua di seluruh dunia di belakang Arab Saudi.
Baca Juga: Pedagang Pasar Tradisional di Palembang Mulai Jual Minyak Goreng Satu Harga
Setelah invasi Rusia ke Ukraina, perusahaan sekarang menghindari pasokan Rusia dan berebut minyak di tempat lain.
"Pasar minyak berada dalam explosive mood atas meningkatnya kemarahan terhadap Rusia," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group.
"Orang-orang tidak ingin berurusan dengan negara yang melakukan kekejaman ini di Ukraina," tambahnya.
Kedua tolok ukur itu meroket ke tingkat tertinggi multi-tahun selama sesi tersebit, dengan Brent melonjak ke posisi USD119,84, level tertinggi sejak Mei 2012 dan WTI mencapai posisi tertinggi sejak September 2008 di USD116,57.
Washington dan sekutu Baratnya memberlakukan sanksi terhadap Rusia, tetapi tindakan tersebut sejauh ini tidak menargetkan ekspor minyak dan gas Rusia.
Putaran sanksi baru yang diumumkan Gedung Putih, Rabu, melarang ekspor teknologi penyulingan tertentu, mempersulit Rusia untuk memodernisasi kilang minyak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Harga Emas Melejit di 2026, Masih Relevan untuk Investasi?
-
Asuransi Sinar Mas Bayarkan Klaim Kendaraan Rp1,07 Miliar Korban Banjir Sumut
-
SMGR Raih Skor 94,79 dari Keterbukaan Informasi
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian NRB Lewat Sinergi Pusat dan Daerah
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis