Suara.com - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS, Amin Ak mewanti-wanti pemerintah untuk tidak menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi di tengah makin gilanya harga minyak dunia di pasar global.
Kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada saat ini, berpotensi mengganggu upaya pemulihan ekonomi di dalam negeri yang terdampak pandemi Covid-19 berkepanjangan.
“Kalau harga BBM naik akan menurunkan daya beli masyarakat yang saat ini masih megap-megap. Jika daya beli kembali turun, maka program pemulihan ekonomi nasional bisa gagal,” ujar Amin saat dihubungi, Senin (7/3/2022).
Kenaikan harga BBM bukan hanya mempengaruhi sektor transportasi tapi selalu menimbulkan multiflier effect.
Menurutnya, kenaikan biaya transporasi akan berdampak pada kenaikan harga-harga bahan pokok yang sangat membebani rakyat menengah ke bawah. Kenaikan harga BBM juga akan memicu kenaikan harga bahan baku, baik bagi usaha mikro, kecil, menengah hingga industri besar.
“Tanpa kenaikan harga BBM subsidi, sejumlah bahan pokok sudah naik karena pemerintah gagal mengelola stabilisasi pasokan. Bisa dibayangkan harga bahan pokok akan terus melonjak jika harga BBM naik,” tegasnya.
Harga minyak dunia melesat ke posisi USD130 per barel pada Minggu, atau Senin pagi (7/3/2022) waktu Indonesia. Posisi ini merupakan yang tertinggi sejak 13 tahun terakhir.
Mengutip CNBC, minyak mentah AS melonjak lebih dari 8 persen karena pasar terus bereaksi terhadap gangguan pasokan yang berasal dari invasi berkelanjutan Rusia ke Ukraina dan kemungkinan larangan minyak dan gas alam Rusia.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate patokan minyak AS, diperdagangkan lebih tinggi menjadi di atas USD125 per barel, tertinggi sejak Juli 2008. Bahkan sebelumnya harga minyak sempat naik menjadi USD130,50 Minggu malam sebelum mundur.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Tembus 130 Dolar AS per Barel, BBM Bisa Naik Nih!
Semenyara patokan internasional, minyak mentah Brent , diperdagangkan 9 persen lebih tinggi menjadi USD128,60, juga harga tertinggi yang terlihat sejak 2008. Brent mencapai tertinggi USD139,13 pada satu titik semalam.
“Minyak naik di tengah prospek embargo penuh minyak dan produk Rusia,” kata John Kilduff dari Again Capital.
Menurut dia harga bensin yang sudah tinggi akan terus naik dengan cara yang menggelegar.
"Harga di beberapa negara bagian akan mendorong USD5 cukup cepat.” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Sarinah Kebakaran di Area Fasad pada Minggu Malam, Tetap Beroperasi?
-
Panel BPN Catat Harga Pangan Turun, Cabai dan Beras Ikut Terkoreksi
-
Migas Jadi Kunci, Industri Lokal Bersiap Kuasai Proyek Strategis Nasional
-
Pertumbuhan Kredit Kuat dan DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun
-
Saham-saham yang Cum Date 29 Desember, Siap Bagikan Dividen Jumbo
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako di Ciampea
-
Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
-
Harga Emas Diprediksi Makin Naik Tahun 2026, Faktor 'Perang' Jadi Kunci
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Pasca Akusisi, Emiten Properti Milik Pengusahan Indonesia Ini Bagikan Dividen