Suara.com - Krisis pangan akan melanda dunia jika konflik Rusia - Ukraina terus dibiarkan. Hal ini disebabkan harga pupuk melonjak begitu cepat sehingga banyak petani tidak mampu lagi menambah nutrisi tanah.
Miliarder pupuk dan batu bara Rusia Andrei Melnichenko menyebut, saat ini ada banyak konglomerat Rusia yang meminta keuda negara untuk berdamai termasuk Mikhail Fridman, Pyotr Aven dan Oleg Deripaska.
Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa telah menganggap operasi militer Putin sebagai perampasan tanah bergaya kekaisaran.
Mereka telah memberikan sanksi kepada pengusaha Rusia - termasuk sanksi Uni Eropa terhadap Melnichenko, aset negara yang dibekukan dan memutuskan sebagian besar sektor korporasi Rusia dari ekonomi global dalam upaya untuk memaksa Putin mengubah arah.
Sementara, Putin menyebut, menyebut perang itu sebagai operasi militer khusus untuk membersihkan Ukraina dari nasionalis dan Nazi yang berbahaya.
"Peristiwa di Ukraina benar-benar tragis. Kami sangat membutuhkan perdamaian," Melnichenko, 50 tahun, yang berkebangsaan Rusia tetapi lahir di Belarus dan memiliki ibu Ukraina, mengatakan kepada Reuters dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui surel oleh juru bicaranya.
"Salah satu korban krisis ini adalah pertanian dan pangan," katanya.
Melnichenko adalah pendiri EuroChem, salah satu produsen pupuk terbesar Rusia, yang pindah ke Zug, Swiss, pada tahun 2015, dan SUEK, produsen batu bara utama Rusia.
Putin mengatakan Kamis lalu (3/3/2022) bahwa harga pangan akan naik secara global karena melonjaknya harga pupuk jika Barat menciptakan masalah bagi ekspor pupuk Rusia, yang merupakan 13 persen dari produksi dunia.
Baca Juga: Imbas Sanksi Perang di Ukraina, Turis Rusia di Bali Tak Bisa Tarik Uang dari ATM
Rusia adalah produsen utama pupuk yang mengandung kalium, fosfat, dan nitrogen - nutrisi tanaman dan tanah utama. EuroChem, yang memproduksi nitrogen, fosfat, dan kalium, mengatakan bahwa ia adalah salah satu dari lima perusahaan pupuk terbesar di dunia.
Perang "telah menyebabkan melonjaknya harga pupuk yang tidak lagi terjangkau oleh petani," kata Melnichenko. Rantai pasokan makanan yang sudah terganggu oleh COVID-19 kini semakin tertekan.
"Sekarang ini akan menyebabkan inflasi pangan yang lebih tinggi di Eropa dan kemungkinan kekurangan pangan di negara-negara termiskin di dunia," katanya.
Kementerian perdagangan dan industri Rusia mengatakan kepada produsen pupuk negara itu untuk menghentikan sementara ekspor awal bulan ini.
Harga pangan dan pakan internasional dapat naik hingga 20 persen sebagai akibat dari konflik di Ukraina, yang memicu lonjakan kekurangan gizi global, kata badan pangan PBB, Jumat (11/3/2022).
Berita Terkait
-
Mayoritas Publik RI Dukung Invasi Rusia dan Kagumi Putin, Pakar Khawatir
-
Elon Musk Tantang Duel Vladimir Putin, Eks Perdana Menteri Rusia Beri Balasan Menohok
-
The Best 5 Otomotif: Presiden RI Joko Widodo ke MotoGP Mandalika, Empat Perusahaan Uji Mitsubishi Minicab-MiEV
-
Rusia-Ukraina Mulai Damai, Harga Minyak Anjlok Lebih dari 5 Persen
-
Imbas Sanksi Perang di Ukraina, Turis Rusia di Bali Tak Bisa Tarik Uang dari ATM
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang
-
Penumpang Kereta Api Tembus 369 Juta Hingga September 2025
-
Petrindo Akuisisi GDI, Siapkan Rp 10 Triliun untuk Bangun Pembangkit Listrik 680 MW di Halmahera