Suara.com - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk (BJBR) menilai, segmen konsumer masih jadi sektor andalan perseroan untuk tetap menjalankan bisnisnya.
Direktur Konsumer dan Ritel bank BJB Suartini mengatakan bahwa saat ini, segmen konsumer masih tetap menjadi mesin utama bisnis bank BJB.
"Meski begitu kami terus mendorong kredit sektor produktif seperti segmen komersial dan korporasi, sehingga kinerja bank BJB akan semakin baik," kata Suartini di Kantor Asabri, Jakarta, Kamis (31/3/2022).
Nantinya, kata dia, bank dengan kode emitem BJBR tersebut juga akan fokus mengembangkan pola banking secara Hybrid karena melihat Online dan Offline menjadi suatu kekuatan yang solid jika dijalankan secara bersamaan.
"bank BJB memiliki basis nasabah yang erat budaya nya baik dengan transaksi on counter konvensional maupun nasabah yang menuntut digital experience melalui channel-channel elektronik," ungkapnya.
Lebih jauh, Bank BJB, juga berencana membangun infrastruktur dan produk berbasis teknologi untuk menciptakan pengalaman perbankan layaknya perusahaan fintech.
Hal ini dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan nasabah khususnya kalangan millennial dan juga beberapa produk spesifik seperti produk kredit Mesra berbasis komunitas dan Petani Millenial yang menyediakan akses pengajuan kredit melalui aplikasi, juga sebagian pangsa ASN yang memang sudah lekat dengan produk berbasis teknologi.
BJBR sendiri terus mencatat prestasi cukup membanggakan setelah meraih penghargaan sebagai Mitra Bayar terbaik Asabri Tahun 2021.
bank BJB dinilai telah turut serta membantu Asabri dalam memberikan layanan terbaik dalam menyalurkan manfaat program Asuransi Sosial Asabri. Bank BJB, sebagai salah satu Mitra Bayar, dinilai memiliki peranan penting dalam penyaluran pembayaran Pensiun, THT, JKK, JKm, dan Pensiun. Kerjasama antara bank BJB dan Asabri sendiri telah terjalin sejak 2021.
Baca Juga: Public Expose, Right Issue Sukses, Bank BJB Optimistis Jadi Tandamata untuk Negeri
“Bank BJB menyampaikan terimakasih dan berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaik, termasuk kepada para pensiunan dan peserta asuransi Asabri. Bank BJB juga akan terus meningkatkan kualitas dan berbagai produk di segmen konsumer,” ucap Suartini.
Berita Terkait
-
BJBR Tebar Dividen Rp 1,04 Triliun
-
Gelar RUPST Tahun Buku 2021, Bank BJB Tebar Dividen Rp1,042 Triliun
-
Melalui Petani Milenial, Bank BJB Dorong Anak Muda Punya Bisnis
-
Laba Meningkat, Investor BJBR Siap-siap Kantongi Dividen Lebih Besar
-
Public Expose, Right Issue Sukses, Bank BJB Optimistis Jadi Tandamata untuk Negeri
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Harga Emas UBS dan Galeri 24 Kompak Naik Signifikan Jadi Rp 2,4 Jutaan
-
Anggota DPR: Kasus Pertalite Campur Air di Jawa Timur Cuma Isu Medsos
-
Bank Indonesia : Tahun Depan Beli Dimsum di China Bisa Bayar Pakai QRIS
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?