Estimasi Celios produksi CPO sepanjang tahun 2022 akan berada di angka 50 juta ton. Jumlah tersebut naik 3,12 juta ton dari data produksi CPO GAPKI tahun 2021 sebanyak 46,88 juta ton. "Dari jumlah tersebut kebutuhan untuk RBD palm olein hanya 5%. Artinya terjadi over supply," kata Bhima.
Berpotensi digugat di WTO Bhima mengatakan, dari sisi perdagangan internasional kebijakan larangan ekspor CPO dan turunannya akan menimbulkan protes dari negara-negara pengimpor CPO dan minyak sawit dari Indonesia. "India, Pakistan, Tiongkok, pasti akan protes. Importir dari negara-negara tersebut akan memberikan penalti atas pemutusan ekspor sepihak, dan Indonesia berpotensi digugat ke World Trade Organization (WTO), ketika ini terjadi dan Indonesia kalah maka akan Indonesia akan membayar sangat mahal," terang Bhima.
Menurut data Observatory of Economic Complexity (OEC) yang diakses Kamis, tahun 2020 Indonesia menguasai lebih dari 46% pasar ekspor CPO dunia, menyusul Malaysia 30,8% dan Guatemala 3,76 %. Data Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang tahun 2020 mencatat India sebagai negara pertama tujuan ekspor CPO Indonesia, yakni 4,39 juta ton. Disusul Spanyol 0,77 juta ton, kemudian Malaysia 0,37 juta ton, lalu Italia 0,35 juta ton.
Sedangkan, volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia tahun 2021 berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 26,9 juta ton dengan nilai ekspor mencapai 35 miliar dollar. Jumlah tersebut naik 52 % dibandingkan tahun 2020 yang hanya sebesar 22,9 miliar dollar. Cina menjadi negara pertama tujuan ekspor minyak sawit tahun 2021, dengan volume mencapai 4,70 juta ton.
Menyusul India dengan 3,03 juta ton, Pakistan mencapai 2,65 juta ton, Amerika Serikat mencapai 1,64 juta ton dan Bangladesh sebanyak 1,31 juta ton. Menguntungkan negara lain Sementara itu dari sisi kerja sama perdagangan internasional, Yose Rizal mengatakan pelarangan ekspor akan menyebabkan preseden buruk bagi Indonesia yang menjadi tuan rumah G20.
"Ini akan dicontoh dengan negara lain. Nanti ketika gagal panen Vietnam setop ekspor. Jangan kita yang malah memberikan contoh buruk di saat kondisi ini sedang rentan yang menyebabkan kelangkaan suplai," katanya. Tak jauh berbeda dengan Bhima, selain citra buruk dalam menjabat Presidensi G20, tidak menutup kemungkinan akan terjadi rivalisasi dagang, atau balas dendam.
"Bayangkan kalau India membalas dengan tidak menjual obat-obatan atau bawang putih pada Indonesia," katanya. Kebijakan Indonesia, kata Bhima, akan mendorong gejolak pasar minyak nabati dunia yang justru menguntungkan pemain CPO dari negara lain seperti Malaysia dan negara pemasok minyak kedelai. "Sebelum ada pengumuman, harga minyak sawit sudah naik 9%, yang diuntungkan justru negara lain, devisa Indonesia akan mengalir ke sana," terangnya.
Rentan penyelundupan
Yose Rizal mengatakan, larangan ekspor CPO dan produk turunannya, akan menyebabkan berlimpahnya pasokan di dalam negeri. Pasalnya, pasar ekspor nilainya dua kali lipat dari pasar dalam negeri. Dengan harga bahan baku turun lebih dari 50% pada akhirnya petani sawit akan merugi. Selain itu negara juga berpotensi kehilangan pendapatan dari pajak ekspor.
Baca Juga: Koalisi Sebut Kebijakan Larangan Ekspor CPO Perburuk Kondisi Buruh Sawit
"Akibatnya rentan penyeludupan, pasti ada pihak yang akan memanfaatkan peluang ini. Saat berlaku HET (harga eceran tertinggi) yang muncul penimbunan di mana-mana," katanya. Bhima mengatakan intervensi distribusi dengan melibatkan Bulog menjadi salah satu cara untuk mengatasi kebocoran minyak goreng, yang berdampak dengan harga tinggi di pasaran.
Menurutnya, pasokan minyak curah subdisi yang ada sudah mencukupi kebutuhan dalam negeri, hanya saja distribusinya tidak lancar. "Sebaliknya minyak curah malah di-repacking menjadi minyak premium. Kebocoran-kebocoran ini yang harusnya diperbaiki, termasuk penegakan hukum atas temuan kebocoron. Bukan malam melarang ekspor," terang Bhima.
Sementara itu, Yose Rizal tidak mempermasalahkan tingginya harga minyak goreng di pasaran saat ini. Menurutnya hal tersebut dapat diatasi dengan memberikan kompensasi Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng untuk rumah tangga.
Kompensasi tersebut dapat pemerintah ambil dari pajak ekspor yang selama ini diterima. Diketahui setiap bulan dari 1 ton ekspor minyak sawit pemerintah mendapatkan 375 juta dollar AS. "Artinya dengan ekspor 2 ton dapat 750 juta dollar per bulan, nah ambil dari sini, pemerintah jangan pelit, sembari memberikan narasi bahwa BLT ini kompensasi dari kenaikan harga," ujar Yose Rizal. (ae)
Berita Terkait
-
Media Vetnam: Filipina Kuda Hitam, Timnas Indonesia Calon Juara SEA Games 2025
-
Darurat Kekerasan Sekolah! DPRD DKI Pastikan Perda Anti Bullying Jadi Prioritas 2026
-
Kehadiran Veloz Hybrid Berikan 'Angin Segar' Bagi Auto2000
-
Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia U-22 vs Filipina, Komposisi Gahar di Perdana SEA Games 2025
-
Update Banjir Rob Jakarta: 17 RT Kepulaun Seribu Terdampak, 6 RT di Jakarta Utara Kembali Terendam!
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
LPS Siap Jamin Polis Asuransi Mulai 2027
-
Perintah Habis Magrib Prabowo: Dasco Dilarang Absen, UMP 2026 Jadi Pertaruhan
-
PTAR Pengelola Tambang Emas Martabe di Tapsel, Hentikan Operasi Sementara!
-
Listrik di Sumbar Pulih 100 Persen Pascabencana: PLN Pasang 619 Tiang dan Sambungkan 30 Km Kabel!
-
23 Perizinan Tambang di Aceh-Sumbar, ESDM: Diterbitkan Pemerintah Daerah!
-
Bencana Sumatera Jadi Pertimbangan ESDM Terapkan Mandatori B50 di 2026
-
Wujudkan Kepedulian Sosial, BRI Salurkan Bantuan bagi Warga Bandung dalam Program BRI Menanam
-
Pelindo Gelar Live ISPS Code di Celukan Bawang untuk Antisipasi Narkoba hingga Cyber Attack
-
Mentan Amran Lepas 207 Truk Logistik ke Sumatra, Angkut Migor, Susu Hingga Beras
-
Pertamina: Operasional SPBU Bertahap Mulai Normal Pascabencana di Sumatera