Suara.com - Bagi para perokok dewasa yang tertarik untuk beralih ke rokok elektrik tentu akan sedikit kebingungan pada awalnya. Atau bahkan mungkin para perokok elektrik atau vapers pun masih ada juga yang belum sepenuhnya memahami.
Dalam dunia vape, banyak istilah atau penamaan yang mungkin sebelumnya tidak pernah didengar. Kebingungan ini kemungkinan mempengaruhi pilihan mana yang paling cocok bagi yang ingin beralih.
Secara umum, rokok elektrik terdiri dari dua gaya dan aplikasi yang berbeda yakni pod dan mod. Tidak hanya terlihat berbeda dari besarannya saja, pod yang lebih kecil dan lebih nyaman, tetapi ada juga perbedaan penting lainnya antara mod dan pod vape yang harus dipertimbangkan saat memutuskan untuk membeli.
“Pilihan yang ada di pasaran terkadang bisa tampak sedikit berlebihan. Karena jumlah perangkatnya yang beragam, perbedaan antara pod dan mod terutama akan turun ke beberapa faktor, ada ukuran, kekuatan baterai, keterjangkauan harga, dan e-liquid,” kata ketua KONVO, Hokkop.
Mod adalah, seperti namanya, perangkat yang dapat dimodifikasi atau modifiable (disingkat menjadi mod). Mod menggunakan teknologi sub-ohm untuk memberi vapers lebih banyak daya dan menghasilkan lebih banyak uap.
Perangkat ini memungkinkan vapers untuk memodifikasi bagian alat penguap yang dapat dipindahkan seperti kumparan dan sumbu, yang mengubah mekanika dan ketahanan daya.
Dengan melakukan ini, vapers dapat bermain dengan kekuatan dan suhu alat penguap, yang pada gilirannya dapat membantu meningkatkan rasa dan ukuran awan uap.
Mod dan pod sama-sama memiliki tangki untuk menyimpan e-liquid, namun banyak pengguna mod mencampur campuran e-liquid mereka sendiri agar sesuai dengan selera mereka.
E-liquid yang digunakan pada mod biasanya nikotin freebase serta cairan PG dan atau VG. PG dikenal untuk meningkatkan rasa dan konsistensi, sementara VG yang lebih tebal akan meningkatkan kepadatan uap yang dihasilkan.
Baca Juga: Masih Hisap Vape Saat Sedang Hamil, Perempuan Ini Marah Saat Ditegur Warganet
“Oleh karena itu, pengguna mod dapat bermain dengan rasio PG dan VG untuk menemukan rasa dan sensasi vape yang unik. Kemampuan menyesuaikan pengaturan mod tersebut menjadikan mod perangkat yang ideal bagi mereka yang ingin bermain dengan pengalaman vaping mereka” tambah Hokkop.
Kelemahan mod adalah ukuran, kepraktisan dan keterjangkauan biayanya. Karena mod memiliki berbagai bagian yang dapat diatur sesuai selera dan pilihan e-liquid, idealnya membutuhkan satu kotak khusus berisikan peralatan untuk mengganti koil, batre, kapas, dan lain-lain.
Sementara Pod, tidak seperti mod, tidak dibuat untuk memproduksi uap yang seperti awan. Pod menggunakan jenis teknologi sub-ohm yang sama dengan mod untuk membuat uap, meskipun dengan daya dan suhu yang lebih rendah. Dari segi bentuk pun, pod biasanya berbentuk lebih ramping dan memiliki banyak pilihan yang penuh gaya.
“Hadirnya pod sangat ideal bagi mereka yang mencari vape berkualitas, bebas repot, dan nyaman bagi mereka yang memiliki gaya hidup on-the-go,”
Bagi yang lebih memilih pod pun perlu mempertimbangkan sistem yang dimiliki pod yaitu open dan closed system. Open sistem artinya vapers dapat mengotak-atik coil, cartridge dan liquidnya sesuka hati, e-liquid yang digunakan juga harus berbahan salt nic yang dimasukkan secara manual oleh vapers ke dalam tangki.
Sementara closed system sebaliknya, pod yang liquid, cartridge dan coilnya hanya diproduksi oleh pemilik brand masing-masing. Sebagai contoh, RELX dan NCIG.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
Terkini
-
Melalui Jalur Yordania, Dompet Dhuafa Kirim Bantuan 5 Truk Bahan Pangan Pokok ke Gaza Palestina
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
-
Update Dugaan Korupsi Kereta Cepat: Isu KPK Ogah Usut, Mark up Hingga US$ 52 Juta?
-
BJBR Catat Aset Rp215,9 Triliun Hingga Kuartal III 2025
-
Pemerintah Pusat Siap Jadi 'Bankir' Pemda dan BUMN Jika Kekurangan Duit
-
Menko Airlangga Sebut Ekonomi Indonesia Solid: Investasi Tembus Rp1.434 T, Konsumsi Tetap Kuat
-
Sentimen The Fed Tahan IHSG di Bawah Resistance 8180
-
Aceh Sedot Investasi Rp3,58 Triliun, Investor Lokal Merajai
-
Walhi Soroti Proyek Jalan Trans Halmahera yang Dinilai Berpihak Pada Korporasi Tambang Nikel
-
4 Fakta Motor Rusak Gegara Isi Pertalite di Jatim: Pertamina Rilis Hasil Investigasi