- Harga emas Antam per 16 Desember 2025 stagnan, emas 1 gram seharga Rp 2.464.000 dan buyback Rp 2.324.000.
- Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi tujuh minggu didorong kebijakan suku bunga rendah The Fed.
- Optimisme perdamaian Ukraina membatasi kenaikan emas dunia, pasar menanti data Nonfarm Payrolls AS.
Suara.com - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari Selasa, 16 Desember 2025 untuk ukuran satu dibanderol di harga Rp 2.464.000 per gram.
Dikutip dari situs Logam Mulia, harga emas Antam itu tak bergerak dibandingkan hari Senin, 15 Desember 2025 sebelumnya.
Sementara itu, harga Buyback (beli kembali) emas Antam dibanderol di harga Rp 2.324.000 per gram.
Harga buyback itu juga Stagnan dibandingkan dengan harga buyback hari Senin kemarin.
Seperti dilansir dari laman resmi Logam Mulia Antam, berikut adalah harga emas antam pada hari ini:
- Emas 0,5 Gram Rp 1.282.000
- Emas 1 Gram Rp 2.464.000
- Emas 2 gram Rp 4.868.000
- Emas 3 gram Rp 7.277.000
- Emas 5 gram Rp 12.095.000
- Emas 10 gram Rp 24.135.000
- Emas 25 gram Rp 60.212.000
- Emas 50 gram Rp 120.345.000
- Emas 100 gram Rp 240.612.000
- Emas 250 gram Rp 601.265.000
- Emas 500 gram Rp 1.202.320.000
- Emas 1.000 gram Rp 2.404.600.000
Perlu diingat, harga tersebut belum termasuk pajak penghasilan (PPh) sebesar 0,45 persen bagi pemegang NPWP dan 0,9 persen yang tidak memiliki NPWP. Pengenaan PPh ini sesuai dengan PMK Nomor 34/OMK.19/2017.
Harga Emas Dunia Pecah Rekor
Harga emas dunia melanjutkan tren penguatannya dan menyentuh level tertinggi dalam hampir tujuh pekan. Mengutip FXStreet, harga emas spot (XAU/USD) menguat hingga berada di atas level 4.305 dolar AS per ons pada perdagangan Asia, Selasa.
Kenaikan harga emas didorong oleh kebijakan moneter Amerika Serikat, setelah Federal Reserve (The Fed) melakukan pemangkasan suku bunga ketiga sepanjang tahun ini pada pekan lalu. Bank sentral AS juga memberikan sinyal potensi penurunan suku bunga lanjutan pada 2026.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Berkisar 2,4 Jutaan per Gram, Sulit Menguat?
Suku bunga yang lebih rendah dinilai dapat mengurangi biaya peluang memegang emas, sehingga mendukung harga logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil tersebut. Namun demikian, penguatan emas cenderung terbatas seiring munculnya optimisme terkait pembicaraan perdamaian Ukraina, yang berpotensi menekan permintaan aset safe haven.
FXStreet mencatat, penutupan sebagian pemerintahan AS turut menunda rilis sejumlah data ekonomi penting. Pasar kini menanti laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang dijadwalkan rilis Selasa, sebagai indikator utama arah kebijakan suku bunga The Fed ke depan.
Jika data tenaga kerja AS menunjukkan perlambatan, ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed akan semakin menguat dan berpeluang mendorong harga emas naik lebih lanjut. Selain NFP, data Penjualan Ritel dan Purchasing Managers’ Index (PMI) AS juga akan menjadi perhatian pelaku pasar.
Dari sisi sentimen, sejumlah pejabat AS menyatakan bahwa kesepakatan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk mengakhiri konflik dengan Rusia disebut semakin dekat, meski masih dihadapkan pada persoalan sengketa wilayah dan jaminan keamanan.
Sementara itu, Presiden Federal Reserve New York John Williams menyebut kebijakan moneter berada pada posisi yang tepat untuk tahun depan, menyusul meningkatnya risiko terhadap pasar tenaga kerja dan meredanya tekanan inflasi. Gubernur The Fed Stephen Miran juga menilai kebijakan saat ini masih tergolong ketat.
Secara teknikal, FXStreet menilai tren jangka panjang emas masih berada dalam jalur bullish. Harga emas bertahan di atas Exponential Moving Average (EMA) 100 hari, dengan Bollinger Bands yang melebar dan indikator RSI 14 hari berada di kisaran 60, menandakan momentum penguatan jangka pendek masih terjaga.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
ASDP Tambah Kapal di 2 Lintasan Tersibuk pada Masa Nataru
-
Asosiasi Ini Soroti Peran Akuntan dalam Pelaporan Keberlanjutan dan Transparansi ESG
-
Rupiah Terus Tertekan, Dolar AS Makin Kuat Sentuh Level Rp16.678
-
Harga Emas Antam Hari Ini Berkisar 2,4 Jutaan per Gram, Sulit Menguat?
-
Bank Pemberi Pinjaman Eks Bupati Lampung Tengah Ikut Kena Getah
-
Masih Minim Serapan, Diskon Tiket Kapal Feri untuk Nataru Masih Tersedia Banyak
-
Profil PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS), Siapa Pemilik Sahamnya?
-
Pegiat Fintech Didorong Saling Kerja Sama Demi Sehatkan Ekosistem Keuangan Digital
-
IHSG Berbalik Menguat Selasa Pagi, Apa Saja Saham yang Cuan?
-
Update Harga BBM Terbaru: Pertamina, Shell, Vivo, dan BP per Desember 2025