Suara.com - Ketua Kelompok Kerja Transisi Energi atau Energy Transition Working Group (ETWG) Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan bahwa para peserta sidang telah menyepakati kesepakatan dalam mempercepat transisi energi untuk diterapkan terutama di negara-negara anggota G20.
"Selama dua hari ini, kita punya komunikasi yang sangat baik. Mereka (anggota G20) mengapresiasi Presidensi Indonesia, apa yang kita sampaikan merupakan apa yang mereka perlukan. Khusus Bali Compact, secara umum mereka sepakat, masih ada sedikit perubahan redaksi," ujarnya dalam keterangan yang dikutip dari Antara, Jumat (24/6/2022).
Yudo menjelaskan bahwa keseluruhan konsep Bali Common Principles in Accelerating Clean Energy Transitions (Compact) mengacu pada tiga isu utama, yaitu akses energi, teknologi, dan pendanaan.
Sidang ETWG-2 mengembalikan kepada dasar isu tersebut, sehingga diharapkan bisa menjawab tema besar Presidensi G20 Indonesia, yakni recover together, recover stronger.
Salah satu poin dalam Bali Compact adalah ketahanan energi yang lahir dari krisis energi akibat ketegangan geopolitik dan pasca pandemi COVID-19.
"Semua sepakat, tidak boleh ada orang di dunia, terutama negara G20 yang tidak mendapatkan akses energi. Makanya, kita mengusulkan keadilan energi," kata Yudo.
Lebih lanjut ia menekankan bahwa sekarang ini akses energi menjadi permasalahan untuk negara maju maupun negara berkembang.
"Ini pertama kali, mereka (negara maju) berbicara (pentingnya akses energi). Jadi, ini konsen seluruh dunia," jelas Yudo.
Selain itu, penurunan emisi merupakan salah satu hasil nyata dalam forum energi G20. Menurut Yudo, ini dua sisi mata uang yang sama, sehingga pertemuan energi dan lingkungan didesain secara back to back.
Baca Juga: PT Inka Unjuk Teknologi Bus Listrik E-Inobus di Labuan Bajo
Sejauh ini, hasil persidangan belum menentukan secara spesifik jenis teknologi yang dimanfaatkan untuk percepatan transisi energi. Selama persidangan, Presidensi Indonesia justru mendapatkan tawaran dari beberapa negara G20 untuk menerapkan teknologi tertentu, seperti penangkapan karbon atau carbon capture.
"Kita belum tentukan (carbon capture) itu. Tapi sudah disampaikan oleh beberapa negara. Mereka malah mengusulkan itu kepada Indonesia sebagai Presidensi. Ini sifatnya high level, semacam menentukan dulu prinsip bersama, apakah kita perlu sampai bicara teknologi tertentu," jelas Yudo.
Forum energi G20 telah sepakat terhadap pentingnya pemanfaatan energi baru terbarukan secara perlahan-lahan untuk menggantikan sumber energi fosil. Kendati begitu, implementasi kebijakan tetap menyesuaikan kondisi masing-masing negara.
Dalam pelaksanaan sidang ETWG-2, Pemerintah Indonesia mendapat apresiasi tinggi dari para delegasi atas kesuksesan selama persidangan.
"Apresiasi dari semua delegasi atas apa yang kita kerjakan, kita siapkan, kita tawarkan. Kita menampung dengan baik masukan mereka dan kita menyampaikan kembali hasil dari rangkuman yang mereka usulkan," kata Yudo.
Setelah persidangan, para delegasi akan mengikuti serangkaian kegiatan ETWG-2, di antaranya melihat secara langsung pemanfaatan energi baru terbarukan, yaitu pembangkit listrik tenaga surya di Pulau Messah, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur pada Sabtu (25/6/2022). [Antara]
Berita Terkait
-
Hingga Pertengahan 2025, Pertamina Tekan Emisi Karbon Capai Lebih dari Satu Juta Ton
-
Indonesia Genjot Energi Surya, Momentum atau Sekadar Janji?
-
RI Mau Kembangkan Energi Listrik dari Panas Bumi Berkapasitas 530 MW
-
Pakar Dorong Pemerintah Teruskan Insentif Pembelian Motor Listrik
-
ASEAN 'Perlu Percepat Transisi Energi' untuk Hindari Kerentanan Geopolitik, Kata Pakar
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
SIG Rogoh Kocek Rp582 Juta untuk Infrastruktur Jaringan Air Bersih
-
7 Bahan Bangunan Tahan Api untuk Rumah di Jakarta yang Rawan Bencana Kebakaran
-
Akhir Bulan Gak Nangis! Pizza Hut Bagi-Bagi Promo Tebus Murah: Pasta, Pizza, Dessert, Mulai 25rb
-
Siap-siap Sobat Indomaret! Banjir Diskon Hingga 40 Persen Menanti Kamu!
-
Malam Minggu Makin Seru dengan Saldo DANA Kaget: 3 Link Siap Diklaim, Hadiah Hingga Rp249 Ribu!
-
Berkat BRI, Produk Diaper Ramah Lingkungan Dari UMKM Asal Surabaya Ini Kian Diminati
-
Long Weekend Maulid Nabi 2025, BRI Pastikan Transaksi Nasabah Lancar dengan Weekend Banking
-
Pastikan Kualitas Terjaga untuk Masyarakat, Dirut Bulog Tinjau Pemeliharaan Gudang & Beras di Sunter
-
Gudang Garam Lakukan PHK Massal, KSPI: Selamatkan Industri Rokok!
-
5 Jenis Bahan Pintu Rumah Terbaik yang Bikin Hunian Nyaman dan Tampak Elegan