Suara.com - Harga emas dunia merosot lebih dari 2 persen pada perdagangan hari Kamis mendekati level terendah satu tahun.
Pelemahan ini karena dolar memperpanjang reli tajamnya, sementara ekspektasi meningkat untuk kenaikan suku bunga yang tajam dari Federal Reserve.
Mengutip CNBC, Jumat (15/7/2022) harga emas di pasar spot anjlok 1,5 persen menjadi USD1.710,02 per ounce pada pukul 01.02 WIB, setelah jatuh lebih dari 2 persen di awal sesi, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup menyusut 1,7 persen menjadi USD1.705,8.
Dolar melesat ke level tertinggi 20 tahun, muncul sebagai aset safe-haven yang lebih disukai di tengah meningkatnya risiko ekonomi akhir-akhir ini, dengan mengorbankan emas.
"Dolar yang lebih kuat mendorong kejatuhan emas. Setelah data inflasi konsumen, trader meningkatkan ekspektasi mereka dari kenaikan suku bunga 75 bps menjadi kenaikan 100 bps," melemahkan emas, kata Philip Streible, Chief Market Strategist Blue Line Futures di Chicago.
"Emas tidak akan melihat kebangkitan kecuali inflasi cukup memburuk untuk menghentikan kenaikan suku bunga atau jika bank sentral lain mulai agresif seperti The Fed, dan itu dapat melemahkan dolar," tambah Streible.
Meski dianggap sebagai lindung nilai inflasi, daya tarik emas cenderung meredup di tengah kenaikan suku bunga karena logam kuning tidak memberikan imbal hasil.
Membangun alasan untuk kenaikan suku bunga yang curam guna menjinakkan inflasi, data yang dirilis Rabu menunjukkan indeks harga konsumen tahunan Amerika melonjak, mencatat kenaikan inflasi tahunan terbesar dalam empat setengah dekade.
Sementara itu, Christopher Waller, anggota Dewan Gubernur The Fed, mengatakan "pasar mungkin telah melampaui diri mereka sendiri" dalam memperhitungkan kenaikan suku bunga 100 bps untuk periode Juli.
Baca Juga: Dolar AS Kian Perkasa, Rupiah Tumbang Lagi Sore Ini
Klaim pengangguran mingguan Amerika meningkat untuk minggu kedua berturut-turut, menunjukkan pendinginan di pasar tenaga kerja.
Di pasar fisik, ekspor perhiasan emas terbesar kedua konsumen India ke UEA melonjak pada Mei.
Sementara itu harga perak di pasar spot tergelincir 4,2 persen menjadi USD18,38 per ounce, platinum jatuh 1,5 persen menjadi USD842,37, sementara paladium melorot hampir 3 persen menjadi USD1.915,63.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
Terkini
-
AADI Tebar Dividen Interim Rp4,17 Triliun, Potensi Rp 536 per Saham: Cek Jadwalnya
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
Harga Emas Stabil di US$ 4.000, Apakah Bisa Tembus Level US$ 5.000?
-
Prediksi Bitcoin: Ada Proyeksi Anjlok US$ 56.000, Analis Yakin Sudah Capai Harga Bottom
-
Bocoran 13 IPO Saham Terbaru, Mayoritas Perusahaan Besar Sektor Energi
-
MEDC Kini Bagian dari OGMP 2.0, Apa Pengaruhnya
-
Industri Pelayaran Ikut Kontribusi ke Ekonomi RI, Serap Jutaan Tenaga Kerja
-
Emiten CGAS Torehkan Laba Bersih Rp 9,89 Miliar Hingga Kuartal III-2025
-
Grab Akan Akuisisi GoTo, Danantara Bakal Dilibatkan
-
ESDM Kini Telusuri Adanya Potensi Pelanggaran Hukum pada Longsornya Tambang Freeport