Suara.com - Kemajuan teknologi tak terasa telah berkembang begitu pesat. Era baru yang kini mulai dijalani manusia adalah mendigitalisasikan kehidupan sehari-hari. Di masa depan, manusia diprediksi akan menjalani dua dunia, yakni dunia nyata dan dunia digital. Inilah yang dikenal sebagai dunia metaverse.
Metaverse merupakan dunia komunitas virtual tanpa akhir yang saling terhubung. Dengan metaverse, orang-orang dapat bekerja, bertemu, belajar, dan bermain selayaknya di dunia nyata berkat bantuan teknologi.
Meski saat ini masih terbentur batas-batas tertentu layaknya awal mula kehadiran internet, tetapi di masa yang akan datang tak menutup kemungkinan tembok pembatas itu akan roboh sehingga kehidupan di dunia metaverse benar-benar seperti dunia nyata.
Sebagai salah satu upaya untuk merobohkan tembok tersebut, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui payung Leap-Telkom Digital akan segera menciptakan dunia metaverse yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Disematkan nama metaNesia, dunia metaverse buatan Telkom ini merupakan akronim dari Metaverse Indonesia. Tak hanya sekadar menyuguhkan interaksi dengan visual biasa, tetapi metaNesia juga menawarkan pengalaman yang berbeda di dalam dunianya.
“Sebelumnya, orang punya persepsi kalau metaverse harus pakai VR (virtual reality), padahal metaverse more than that. Artinya interaksinya memang bisa menggunakan VR, tetapi kita juga mengenal augmented reality (AR). Bahkan ada juga interaksinya yang lebih sederhana, seperti menggunakan handphone atau PC layaknya bermain gim. Tapi di situ ada bentuk interaksi-interaksi baru yang dimungkinkan dari metaverse ini,” papar Ery Punta Hendraswara, Deputy Executive Vice President Digital Technology & Platform Business Telkom Indonesia, pada keterangan resminya.
Dalam podcast bersama Indrawan Nugroho di channel YouTube Telkom Indonesia Official, Ery juga memaparkan bahwa akan banyak peluang-peluang baru yang tercipta dari kehadiran metaverse. Misalnya bagi korporasi, metaverse memberikan pengalaman baru bagi perusahaan serta konsumen dan target pasar yang akan dicapai.
Selama ini, menurut Ery, korporasi hanya dapat menjangkau konsumen secara daring dan luring. Kehadiran metaverse berada di antara dua hal tersebut. Artinya, metaverse menjadi komponen tambahan bagi korporasi untuk melayani konsumennya atau mendapatkan konsumen baru yang selama ini tidak terjangkau.
“Pandemik membuat banyak perubahan. Jadi untuk brand, metaverse tidak hanya sekadar channel baru, tetapi ini suatu new experience dan membuka peluang baru juga untuk mereka memberikan sesuatu yang baru. Misalnya produk baru, di mana produknya bisa saja full digital di metaverse, tetapi di dunia nyata juga kita dapatkan,” tambah Ery.
Baca Juga: Tingkatkan Kompetensi Pelaku Parekraf di Labuan Bajo, Kemenparekraf Gandeng Pertamina dan Telkom
Sebagai lokomotif digital di Indonesia, Telkom masuk ke teknologi teranyar ini untuk menciptakan dunia metaverse yang saling terhubung dan membangun ekosisitem metaverse di Indonesia. metaNesia diharapkan bisa menjadi batu loncatan bagi perekonomian virtual di Indonesia yang tidak hanya mewahadahi perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga menjadi rumah bagi Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) menjangkau peluang-peluang baru.
“Telkom dalam posisi mengajak, bahwa Telkom menjadi hub dan kita bisa bersama-sama membangun untuk metaverse-nya Indonesia. Kita terbuka untuk terhubung dengan metaverse lain yang sudah ada di Indonesia sehingga pertumbuhan metaverse di Indonesia jauh lebih cepat,” jelas Ery.
Ery mengungkapkan, Telkom menciptakan metaNesia karena tidak ingin menjadi tamu di negeri sendiri. Dengan infrastruktur yang dimiliki, Telkom yakin bisa menjadi hub metaverse yang bermanfaat bagi banyak pihak.
"MetaNesia ini bukan pesaing, tetapi kita merangkul dan bersama-sama agar semua anak bangsa bisa saling berkolaborasi," ungkap Ery.
Secara umum, ketika sebuah perusahaan atau UMKM sudah masuk di metaNesia, perusahaan tersebut memiliki kesempatan untuk bekerja sama dan terhubung dengan perusahaan lainnya dengan mudah. Tak hanya itu, metaNesia juga bisa membuka jenis-jenis pekerjaan baru.
Salah satu konsep awal yang dibawa oleh metaNesia adalah menyuguhkan konser virtual. Pada konser virtual di metaNesia yang telah terselenggara menampilkan Pusakata dan Vidi Aldiano, pengunjung yang berada di tempat berbeda di dunia nyata, bisa bersama-sama menonton konser dan berinteraksi secara virtual layaknya di dunia nyata.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen, Menko Airlangga: Jauh Lebih Baik!