Suara.com - Petani perlu solusi baru dalam menggunakan pupuk setelah subsidi pupuk di beberapa jenisnya dicabut, kata Anggota Komisi V DPR RI Sudjadi.
"Terutama petani tembakau dalam penggunaan pupuk ZA yang subsidinya juga dicabut, maka perlu alternatif karena dengan pencabutan subsidi itu biaya produksi petani akan semakin membengkak," kata dia, Sabtu (13/8/2022) lalu.
Hal ini ia sampaikan usai hadir dalam pembukaan Sekolah Lapang Iklim (SLI) operasional BMKG Komoditas Tembakau di Desa Wonosari, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung.
Menurut dia, masalah subsidi pupuk ZA akan sangat memberatkan petani tembakau hingga membuat biaya produksi semakin tinggi.
"Menurut Kepala Desa Wonosari, masih ada petani-petani yang utang banyak. Oleh karena itu, saya punya ide yang didukung oleh Kepala BMKG dan Sekda Temanggung agar diselenggarakan focus group discussion (FGD) dulu, dengan mengundang para pakar di bidangnya di Fakultas Teknik Kimia dan Fakultas Teknologi Pertanian supaya memberikan 'outline' dalam FGD dan saya bisa menghubungi kementerian mana yang dapat membantu," katanya.
"Semoga dari awal FGD itu ada titik-titik pembicaraan yang bisa membuat operasional 'cost' pertanian tembakau itu lebih murah," sambung dia.
Kepala Desa Wonosari, Kecamatan Bulu, Agus Parmuji menyambut baik rencana FGD yang membahas solusi setelah pencabutan subsidi pupuk nanti.
"Kami setuju keterlibatan lembaga pendidikan untuk bisa mencampur pupuk atau lainnya sehingga harga tetap murah meskipun tidak ada subsidi bagi pupuk tanaman tembakau," katanya.
Ia mendukung penuh bantuan dari kementerian, kemudian lembaga pendidikan khususnya teknik kimia dan teknologi pertanian untuk ikut berembuk tentang kebutuhan petani tembakau ini.
Baca Juga: Marhaenisme: Pengembangan Ideologi Marxisme yang Dicetuskan oleh Soekarno
"Memang berat bagi petani dengan pencabutan subsidi tersebut, karena setiap hektare lahan tembakau membutuhkan sekitar dua hingga tiga kuintal pupuk ZA," katanya.
Berita Terkait
-
Video: Inspirasi, Warga Purwakarta Ini Sukses Jadi Petani Hidroponik
-
Program RJIT Kementan Berhasil Jaga Ketahanan Pangan di Subang
-
Dugaan Penyelewengan Pupuk Subsidi, Nama Orang Mati Dicatut Sebagai Penebus ke Kios-kios di Bondowoso
-
Petani Tembakau Ingin Sri Mulyani Pikir-pikir Lagi Rencana Naikkan Tarif Cukai Rokok
-
Marhaenisme: Pengembangan Ideologi Marxisme yang Dicetuskan oleh Soekarno
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
4 Daftar Saham Terafiliasi Haji Isam, Ada Bisnis Kelapa Sawit Sampai Resto Dekat Rumahmu
-
Ada Tambahan 100 Persen TPG dalam THR dan Gaji Ke-13 Tahun 2025? Cek Faktanya
-
OJK : Banyak Masyarakat Indonesia Belum Punya Dana Pensiunan
-
IHSG Meroket ke 8.258 di Sesi I: TLKM Idola, Ini Daftar Saham Paling Banyak Dibeli
-
Masuk Daftar Fortune Southeast Asia 500, Ini Analisis Prospek dan Lapkeu AVIA
-
Siapa Owner PJHB? Emiten IPO yang Incar Dana Lebih dari Rp 150 Miliar
-
Laba Bersih Adhi Karya Rontok 93,62 Persen Hingga Kuartal III-2025
-
BPKN Panggil AQUA, Imbas Dianggap Bohong Soal Jual Produk 'Air Gunung'?
-
Aqua Diduga Gunakan Air Sumur, BPKN Akan Investigasi ke Pabrik
-
Laba Bersih PTRO Naik 141 Persen, Tapi Beban Bunga dan Keuangan Juga Ikut Meroket!