Suara.com - Kenaikan harga BBM jenis avtur berdampak pada harga tiket pesawat naik. Hal ini sangat mempengaruhi moda transprotasi tersebut di sejumlah daerah di Papua termasuk Kabupaten Pegunungan Bintang.
Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana, mengatakan akibat dari kenaikan BBM jenis avtur aktivitas penerbangan warga menurun dan harga barang material di daerah pegunungan tengah Papua meningkat.
"Harga tiket pesawat naik dari sebelumnya Rp800 ribu menjadi Rp1,6 juta untuk sekali penerbangan dari Ibu Kota Pegunungan Bintang Oksibil menuju Jayapura padahal penerbangan tersebut hanya memakan waktu 45 menit," kata dia, di Jayapura, Jumat (28/8/2022).
Ia menuturkan, tingginya harga tiket pesawat berdampak pada naiknya harga angkut barang dari sebelumnya Rp19 ribu per kilogram menjadi Rp23 ribu per kilogram.
"Akibatnya harga material seperti semen melonjak dari Rp1 juta per zak menjadi Rp1,4 juta per zak," ujar dia.
Saat ini, pihaknya sudah menyampaikan agar pemerintah pusat melanjutkan pembangunan Jalan Trans Papua yang menghubungkan Jayapura ke Pegunungan Bintang yang kini proses pengerjaannya tersisa 173 kilometer.
Pihaknya berharap dengan adanya pembangunan Jalan Trans Papua tersebut dapat menekan tingginya harga barang di wilayah itu.
"Karena hingga kini Kabupaten Pegunungan Bintang belum dapat diakses melalui jalan darat," katanya lagi.
Berdasarkan data PT Angkasa Pura, Bandara Sentani di Kabupaten Jayapura terjadi penurunan penumpang harian sebesar 15 persen hingga 20 persen.
Baca Juga: Rencana Pengembangan Wisata di Pantai Holtekamp Jayapura
"Sebelum terjadi kenaikan harga tiket jumlah rata-rata penumpang sebanyak 4000 sampai 5000 orang," ujar dia.
Sementara itu Pelaksanan Tugas Asisten Bidang Umum Setda Provinsi Papua Derek Hegemur mengatakan kenaikan BBM avtur akan memicu kenaikan beberapa produk.
Dia menjelaskan, pihaknya berharap pemerintah pusat bisa memberikan subsidi harga tiket bagi masyarakat Papua yang sangat membutuhkan transportasi udara.
"Untuk sektor jasa kami akan mengambil langkah-langkah teknis dari instansi terkait," katanya.
Berita Terkait
-
Beli Sembako, Warga Papua Nugini Masuk Indonesia Lewat Jalur Tikus
-
Pengobatan Massal Gratis untuk Korban Banjir di Sorong
-
CEK FAKTA: 7 Orang Paskibra Papua Tewas Kecelakaan Bus, Benarkah?
-
Penghormatan Terakhir, Momen Jenderal Andika dan 3 Peti Jenazah Prajurit yang Gugur di Gome Papua Buat Haru
-
Rencana Pengembangan Wisata di Pantai Holtekamp Jayapura
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
IHSG Terus Meroket, Betah Naik di Level 8.400
-
BI Bakal Hati-hati Kelola Utang Indonesia yang Tembus Rp 7.092 Triliun
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Usai CEO Ditangkap, OJK Pantau Ketat Tim Likuidasi Investree
-
Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Melesat
-
Prudential Syariah Bayarkan Klaim dan Manfaat Rp1,5 Triliun Hingga Kuartal III 2025
-
Rupiah Melemah, Sentimen Suku Bunga The Fed Jadi Faktor Pemberat
-
Daftar Pinjol Berizin Resmi OJK: Update November 2025
-
Survei: BI Bakal Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Siapkan Kejutan di Desember
-
Berapa Uang yang Dibutuhkan untuk Capai Financial Freedom? Begini Trik Menghitungnya