Suara.com - Wall Street turun tajam pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat (16/9/2022) pagi, usai data ekonomi AS yang mengagetkan investor membuat The Fed melakukan pengetatan secara agresif guna menghadapi inflasi.
Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 173,27 poin atau 0,56 persen dan berada di 30.961,82 poin. Indeks S&P 500 terpangkas 44,66 poin atau 1,13 persen, berakhir di 3.901,35 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 167,32 poin atau 1,43 persen, menjadi ditutup di 11.552,36 poin.
Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor energi dan utilitas masing-masing merosot 2,54 persen dan 2,53 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor perawatan kesehatan dan keuangan menambah sedikit keuntungan.
Aksi jual juga terjadi jelang akhir sesi, dengan para pemimpin pasar termasuk Microsoft Corp, Apple Inc dan Amazon.com Inc memukul paling keras Nasdaq yang sarat teknologi.
"Ini merupakan tahun yang sulit dan investor waspada," kata Managing Partner di Keator Group, sebuah perusahaan manajemen kekayaan di Lenox, Massachusetts, Matthew Keator.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (15/9/2022) bahwa klaim pengangguran awal negara itu, cara kasar untuk mengukur PHK, turun 5.000 menjadi 213.000 untuk pekan yang berakhir 10 September, menandai level terendah sejak akhir Mei. Ini juga merupakan minggu kelima berturut-turut klaim pengangguran turun.
Penjualan ritel AS naik tak terduga 0,3 persen pada Agustus setelah jatuh 0,4 persen pada Juli, menurut Departemen Perdagangan.
Tak satu pun dari data tampaknya mengubah kalkulus mengenai ekspektasi Fed. Pasar keuangan sekarang telah sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga setidaknya 75 basis poin pada Rabu (21/9/2022) depan, dengan peluang satu-dalam-lima dari kenaikan berukuran super 100 basis poin, menurut alat FedWatch CME.
Ekuitas AS telah berada di bawah tekanan baru-baru ini karena kekhawatiran atas inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi mencengkeram pasar.
Baca Juga: Ridwan Kamil Bikin Sayembara Arti TPID, Jawaban Netizen Bikin Ngakak: Tempat Penitipan Istri Dua
Laporan indeks harga konsumen AS Agustus yang lebih panas dari perkiraan pada Selasa (13/9/2022) menunjukkan bahwa inflasi mungkin menjadi mengakar dan mendorong kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih agresif dari The Fed.
Berita Terkait
-
Rangking 3 Terendah Se-Indonesia, Inflasi di Jateng Dipastikan Bisa Terkendali
-
Peneliti: Inflasi Bikin Harga Rumah Jadi Mahal
-
Termasuk untuk Tekan Harga Telur Ayam dan Cabai, Pemkab Bekasi Siapkan Rp 17 Miliar untuk Cegah Inflasi
-
BBM Naik, Sutarmidji Minta Perusahaan di Kalbar Gunakan CSR untuk Bantu Masyarakat Guna Mencegah Inflasi
-
Ridwan Kamil Bikin Sayembara Arti TPID, Jawaban Netizen Bikin Ngakak: Tempat Penitipan Istri Dua
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Prudential Syariah Bayarkan Klaim dan Manfaat Rp1,5 Triliun Hingga Kuartal III 2025
-
Rupiah Melemah, Sentimen Suku Bunga The Fed Jadi Faktor Pemberat
-
Daftar Pinjol Berizin Resmi OJK: Update November 2025
-
Survei: BI Bakal Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Siapkan Kejutan di Desember
-
Berapa Uang yang Dibutuhkan untuk Capai Financial Freedom? Begini Trik Menghitungnya
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
Pemerintah Bidik Pemasukan Tambahan Rp2 Triliun dari Bea Keluar Emas Batangan di 2026
-
BRI Dukung PRABU Expo 2025, Dorong Transformasi Teknologi bagi UMKM Naik Kelas
-
Bunga KUR Resmi Flat 6 Persen dan Batas Pengajuan Dihapus
-
Finex Rayakan 13 Tahun Berkarya