Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati merespons terus melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Saat ini mata uang Garuda dibandrol Rp15.192,50 per dolar AS.
Sri Mulyani mengungkapkan, pelemahan ini dipicu naiknya suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) yang dilakukan The Federal Reserve beberapa waktu lalu.
"Tekanan pasar keuangan yang tadinya cukup mereda, kembali mengalami gejolak terutama September," ungkapnya melalui konferensi pers APBN Kita pada Senin (26/9/2022).
Padahal, sebelum adanya kenaikan suku bungan acuan The Fed, kondisi pasar keuangan global sudah cukup membaik termasuk juga di Indonesia.
"Indeks saham global, mulai pulih dan terkoreksi lagi. Juga dari dolar indeks menguat hingga 110. Lawan currency lain dari emerging market mengalami depresiasi," katanya.
Nilai tukar rupiah hari ini berakhir melemah di hadapan Dolar AS. Mata uang Garuda melemah bersama beberapa mata uang lain di kawasan Asia pada Senin (26/9/2022).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,61 persen atau 92 poin sehingga parkir di posisi Rp15.129,50 per dolar AS. Indeks dolar AS pada pukul 15.10 WIB terpantau menguat 0,21 poin atau 0,18 persen ke level 113,40.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan terjadi karena dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya pada Senin ini, setelah sikap hawkish Federal Reserve.
"Kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi kian mengemuka setelah Federal Reserve mengerek suku bunga acuan di kisaran 3,00-3,25 persen," kata Ibrahim dalam analisanya.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Menguat Tipis, Tekanan Nilai Tukar Dolar Mulai Terasa
Dia juga mengemukakan, The Fed dengan sinyal hawkish-nya, mengisyarakan kenaikan suku bunga hingga 4,6 persen pada tahun depan. Hal ini semakin membebani ekonomi dunia bahwa tren suku bunga bakal mendorong AS ke dalam perlambatan pertumbuhan.
Sementara dari sisi internal, investor boleh dikatakan cukup mengejutkan ketika Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (RDG BI) pada 21-22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 4,25 persen.
"Keputusan itu cukup mengejutkan, karena mayoritas ekonom memperkirakan kenaikan BI rate hanya sebesar 25 bps menjadi 4 persen," katanya.
Menurutnya, keputusan RDG BI kali ini. menegaskan stance atau view bank sentral ke depan yang lebih ketat (hawkish) dengan pertimbangan utama ekspektasi inflasi yang melampaui sasaran inflasi yang 2-4 persen pasca kenaikan harga BBM.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Jadwal Pembagian Dividen AVIA, Tembus Rp 600 Miliar untuk Pemegang Saham
-
BRI Peduli dan YBM BRILian Salurkan Bantuan Tanggap Darurat Banjir Sukabumi
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Menkeu Purbaya Sebut Krisis China Tak Mungkin, Singgung Sistem Komunis
-
Menkeu Purbaya Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV Tembus 5,5 Persen
-
Produsen Vaksin Global Bakal Gunakan AI Demi Hadapi Pandemi Berikutnya
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Dukung Ketahanan Pangan di Indonesia Timur, Waskita Karya Kerjakan Jaringan Irigasi di Merauke Papua
-
Danantara Kucurkan Dana Rp 750 M - Rp 950 M untuk Modal Proyek Waste to Energy