Suara.com - Harga minyak dunia kembali memanas dengan kenaikan hampir USD3 per barel pada perdagangan Selasa (4/10/2022), di tengah ekspektasi pemotongan produksi oleh OPEC Plus.
Mengutip CNBC, Rabu (5/6/2022), minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melambung USD2,94 atau 3,3 persen menjadi USD91,80 per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melonjak USD2,89, atau 3,5 persen menjadi USD86,52 per barel.
Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC Plus, tampaknya akan memangkas produksi ketika mereka bertemu hari ini.
Langkah itu akan menekan pasokan di pasar minyak yang menurut sejumlah eksekutif perusahaan energi dan analis sudah ketat karena permintaan yang sehat, minimnya investasi dan masalah pasokan.
Sumber dari kelompok itu mengatakan OPEC Plus, yang mencakup Rusia, sedang membahas pengurangan output lebih dari 1 juta barel per hari (bph).
Minyak memperpanjang kenaikan setelah Bloomberg melaporkan OPEC Plus sedang mempertimbangkan pemotongan 2 juta bph.
"Kami memperkirakan pemotongan substansial akan dilakukan, yang tidak hanya akan membantu memperketat fundamental fisik tetapi mengirimkan sinyal penting ke pasar," kata Fitch Solutions.
Menteri Energi Kuwait mengatakan OPEC Plus akan membuat keputusan yang tepat guna menjamin pasokan energi dan untuk melayani kepentingan produsen dan konsumen.
Baca Juga: Prospek Ekonomi Memburuk, Harga Minyak Dunia Suram
OPEC Plus meningkatkan output tahun ini setelah pemotongan rekor yang diterapkan pada 2020 ketika pandemi memangkas permintaan.
Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok tersebut gagal memenuhi peningkatan output yang direncanakan, kekurangan 3,6 juta bph pada Agustus.
Juga mendorong harga minyak, Indeks Dolar AS (Indeks DXY) menuju kerugian harian kelima terhadap sekeranjang mata uang karena investor berspekulasi bahwa Federal Reserve mungkin memperlambat laju kenaikan suku bunga.
"Tak ada keraguan bahwa ada dukungan mendasarinya dari dolar yang lemah dan potensi poros Fed," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho di New York.
Potensi The Fed mengurangi kenaikan suku bunganya akan meredakan beberapa kekhawatiran resesi ekonomi AS yang dapat mengurangi permintaan minyak mentah.
Sementara itu, seorang pejabat senior Departemen Keuangan Amerika mengatakan sanksi G7 terhadap Rusia akan dilaksanakan dalam tiga fase, pertama menargetkan minyak Rusia, kemudian solar dan kemudian produk bernilai lebih rendah seperti naphtha.
Sanksi dari G7 dan Uni Eropa, yang memilih larangan dua fase, akan dimulai pada 5 Desember.
Sementara itu Bank asal Swiss, UBS, mengatakan pihaknya melihat beberapa faktor yang dapat mengirim harga minyak mentah lebih tinggi menjelang akhir tahun.
Dalam ajang Argus European Crude Conference di Jenewa, Selasa, trader minyak juga mengatakan hambatan ekonomi belum menyebabkan erosi permintaan minyak global yang signifikan.
Stok minyak mentah dan bahan bakar AS turun sekitar 1,8 juta barel untuk pekan yang berakhir hingga 30 September, menurut narasumber mengutip data American Petroleum Institute.
Persediaan bensin melorot sekitar 3,5 juta barel, sementara stok produk sulingan menyusut sekitar 4 juta barel, menurut sumber. Data inventaris resmi akan dirilis Rabu ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
Terkini
-
Bank Indonesia Bakal Evaluasi Skema Bagi Beban dengan Pemerintah, Buat Biayai Program Prabowo
-
Shutdown AS Diabaikan, IHSG 'Pertahankan'Level 8.000 di Tengah Tekanan Jual Asing
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
JIEP Gencar Perkuat Integritas, Terapkan Sistem Anti Penyuapan Ketat
-
Kilang Minyak Dumai Kebakaran, Pertamina: Tak Ada Korban Jiwa
-
Booming Perumahan 2025-2029: Prabowo Genjot Subsidi, Apa Saja Dampaknya?
-
Vivo Akui Stok Sudah Habis, Tapi BBM Pertamina Punya Kandungan yang Tak Bisa Diterima
-
BRI Buka Akses Global untuk UMKM di Halal Indo 2025
-
Purbaya Mau Temui CEO Danantara usai 'Semprot' Pertamina Malas Bangun Kilang Minyak
-
Pemerintah Tambah Stimulus Ekonomi Kuartal IV 2025, Sasar 30 juta Keluarga Penerima Manfaat