Suara.com - IMF mengatakan, negara emerging market dan berkembang tengah mengalami penguatan nilai tukar dolar, biaya pinjaman tinggi serta tren arus keluar modal tiga kali lebih besar dibanding negara lain dengan tingkat utang tinggi.
"Dalam lingkungan ini, kita juga harus mendukung negara emerging market dan berkembang yang rentan," kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva pada konferensi pers selama pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia, Kamis (13/10/2022).
IMF juga mengklaim, lebih dari seperempat negara berkembang telah gagal dengan perdagangan obligasi pada tingkat yang tertekan, dan lebih dari 60 persen negara berpenghasilan rendah memiliki risiko terhadap utang.
Georgieva mengatakan guncangan berulang dan kemunduran pertumbuhan menimbulkan pertanyaan yang lebih besar.
"Apakah kita mengalami pergeseran ekonomi mendasar dalam ekonomi dunia, dari dunia yang relatif dapat diprediksi dan stabil, ke ketidakpastian dan volatilitas yang lebih besar?" kata Georgieva.
Bagi para pembuat kebijakan, kata Georgieva, ini adalah waktu yang jauh lebih kompleks, yang membutuhkan tangan yang mantap pada tuas kebijakan.
"Harga kesalahan langkah kebijakan, harga komunikasi yang buruk tentang niat kebijakan, sangat tinggi," ucap dia.
Ketua IMF mendesak para pembuat kebijakan untuk menurunkan inflasi, menerapkan kebijakan fiskal yang bertanggung jawab, dan menjaga stabilitas keuangan.
"Jika kita ingin membantu orang dan melawan inflasi, kita harus memastikan bahwa kebijakan fiskal dan moneter berjalan beriringan. Ketika kebijakan moneter mengerem, kebijakan fiskal tidak boleh menginjak pedal gas -- itu akan membuat perjalanan yang sangat berbahaya," kata dia.
Baca Juga: Inflasi Kota Bandung per September 0,91%, Resesi?
Sejak awal pandemi COVID-19, IMF telah memberikan 260 miliar dolar AS dalam bentuk dukungan keuangan kepada 93 negara.
Sementara, sejak perang Rusia-Ukraina, pihaknya telah mendukung 18 program baru dan tambahan dengan hampir 90 miliar dolar AS.
"Dan kami sekarang memiliki 28 negara tambahan yang menyatakan minatnya untuk menerima dukungan dari IMF," kata Georgieva.
Ketua IMF juga menyerukan upaya yang lebih kuat untuk menghadapi kerawanan pangan, mencatat bahwa 345 juta orang sangat rawan pangan. Sekitar 48 negara sangat terpengaruh oleh kerawanan pangan, sebagian besar berada di sub-Sahara Afrika.
IMF baru-baru ini mengumumkan jendela kejutan pangan baru, sebuah mekanisme yang memberikan pinjaman darurat untuk membantu negara-negara rentan mengatasi kekurangan pangan dan kenaikan biaya akibat perang Rusia-Ukraina.
Berita Terkait
-
Pelaku Ekraf Didorong Kolaborasi Ditengah Tantangan Inflasi
-
IHSG Diprediksi Masih Melemah Siang Ini, Berikut Faktor Penentunya
-
Krisis Ekonomi Makin Dekat, IMF Desak Pemerintah di Dunia Lindungi Masyarakat Rentan
-
BI Rate Naik, Pengembang Properti Optimis Perbankan Tak Serta Merta Naikan Suku Bunga Kredit
-
Inflasi Kota Bandung per September 0,91%, Resesi?
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah