Suara.com - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta Kamdani mengapresiasi langkah pemerintah meningkatkan target National Determination Contribution (NDC).
Indonesia meningkatkan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dari 29 persen menjadi 31,89 persen dengan usaha sendiri dan dari 41 persen menjadi 43,2 persen pada 2030.
“Kalau dulu bicara Indonesia, mungkin tidak akan percaya target itu bisa ditingkatkan. Itu saya pikir suatu pencapaian, kita sudah berada di track yang benar,” kata Shinta dalam Bincang Bersama BKPM, Bappenas, dan Kadin di Jakarta.
Selama ini pemerintah terus berkomunikasi dengan pelaku usaha agar pelaku usaha turut mendukung pencapaian target net zero emissions sebelum 2060.
“Dari awal, pemerintah terus mengajak pelaku usaha untuk mentranslasikan SDGs dan NDC, makanya setiap sektor memiliki target penurunan emisi. Kita kemudian mentranslasikan bagaimana untuk mencapai target tersebut,” katanya.
Hanya saja, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masih perlu diberikan bantuan untuk dapat turut menurunkan emisi GRK, antara lain melalui Panduan Investasi Lestari yang akan diluncurkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
“Kalau perusahaan besar, apalagi yang mendapat pendanaan internasional, mungkin sudah memiliki alat untuk mengukur sumbangan terhadap pembangunan yang berkelanjutan. Tapi pelaku UMKM, masih menjadi pertanyaan apakah bisa melakukannya,” katanya.
Karena itu Kadin mendukung langkah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang akan meluncurkan Panduan Investasi Lestari dan Panduan Yurisdiksi Berkelanjutan untuk pelaku usaha terutama UMKM, investor, dan pemerintah daerah.
Kadin pun telah memiliki net zero hub untuk mencapai target agar emisi karbon Indonesia dapat mencapai nol sebelum 2060 melalui transisi energi.
Baca Juga: Tren Pembiayaan Hijau untuk Proyek Berkelanjutan
“Transisi energi yang kami inginkan tidak hanya transisi yang asal, tapi kita ingin transisi energi dapat berlangsung secara adil dan murah sehingga dapat diakses masyarakat,” ucapnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Youth Economic Summit 2025 : Pentingnya Manfaat Dana Darurat untuk Generasi Muda
-
Kapan Bansos BPNT Cair? Penyaluran Tahap Akhir Bulan November 2025, Ini Cara Ceknya
-
Youth Economic Summit 2025: Ekonomi Hijau Perlu Diperkuat untuk Buka Investasi di Indonesia
-
Apa Itu Opsen Pajak? Begini Perhitungannya
-
Youth Economic Summit 2025: Peluang Industri Manufaktur Bisa Jadi Penggerak Motor Ekonomi Indonesia
-
Kapan Kenaikan Gaji Pensiunan PNS 2025 Cair? Ini Kata Kemenkeu dan Realitanya
-
Youth Economic Summit (2025) : Indonesia Diminta Hati-hati Kelola Utang
-
BRI Terus Berkomitmen Majukan UMKM Sebagai Pilar Ekonomi Nasional
-
Adakah Pinjaman Tanpa BI Checking? Jangan Mudah Tergiur, Cek Dulu Hal Penting Ini!
-
Youth Economic Summit 2025 : Indonesia Tangkap Peluang Pekerjaan Baru untuk Kurangi Penganggur