Suara.com - PT Bank BTPN Tbk berhasil catat pertumbuhan laba bersih 18 persen pada kuartal III 2022 menjadi Rp2,42 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,05 triliun.
"Pertumbuhan laba bersih Bank BTPN yang impresif tidak lepas dari optimisme masyarakat dan pelaku usaha terhadap pertumbuhan ekonomi dan kepercayaan para nasabah kami terhadap Bank BTPN di tengah tingginya inflasi dan tren kenaikan suku bunga bank,” kata Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar, Selasa (1/11/2022).
Pertumbuhan laba bersih Bank BTPN terutama dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan operasional dan penurunan biaya kredit.
Pendapatan operasional naik 4 persen (yoy) didukung oleh naiknya pendapatan bunga bersih yang naik 4 persen (yoy) menjadi Rp8,67 triliun per akhir September 2022 dan pendapatan operasional lainnya sebesar 5 persen (yoy).
Sementara, kenaikan bunga bersih didorong peningkatan kredit segmen korporasi sebesar 23 persen (yoy) dan pembiayaan syariah sebesar 11 persen (yoy). Saat yang bersamaan, biaya kredit turun 19 persen (yoy)menjadi Rp1,29 triliun.
"Kami terus memantau kualitas kredit nasabah dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit," ujar Henoch, dikutip via Antara.
Hingga kini, total kredit disalurkan Bank BTPN naik 13 persen (yoy) menjadi Rp155,43 triliun per akhir September 2022 seiring dengan momentum pertumbuhan ekonomi yang optimistis.
Pertumbuhan kredit Bank BTPN itu lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit di industri perbankan yakni 11 persen (yoy) pada akhir September 2022, berdasarkan data Bank Indonesia.
Pertumbuhan kredit juga mendorong aset Bank BTPN naik 9 persen (yoy) menjadi Rp199,9 triliun pada akhir kuartal III 2022.
Baca Juga: Kuartal Ketiga 2022, Indosat Laporkan Kenaikan Pendapatan dan Laba Bersih
Bank BTPN berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik, yang diperlihatkan rasio gross non-performing loan (NPL) yang berada di level 1,41 persen, turun dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 1,56 persen dan lebih rendah dibandingkan rata-rata industri sebesar 2,88 persen pada akhir Agustus 2022.
Bank BTPN juga menyesuaikan jumlah dana pihak ketiga (DPK) dengan kebutuhan pendanaan kredit dan kebutuhan likuiditas Bank. DPK Bank BTPN meningkat sebesar 1 persen (yoy) menjadi Rp103,88 triliun pada akhir September 2022.
Bank BTPN terus meningkatkan berbagai keandalan fitur aplikasi Jenius melalui proses kokreasi dan kolaborasi dengan para kokreator, termasuk Kartu Kredit Jenius Visa yang baru saja diluncurkan pada 28 Oktober 2022 lalu.
Jenius mencatatkan pertumbuhan jumlah registered user hampir 20 persen (yoy) menjadi 4,21 juta akhir September 2022, dari 3,51 juta pada periode yang sama tahun lalu.
DPK yang dikelola Jenius juga menunjukkan kenaikan sebesar 33 persen (yoy) menjadi Rp19,4 triliun, dan total kredit yang disalurkan melalui Jenius (Flexi Cash) mencapai Rp786,86 miliar, atau naik 185 persen (yoy) dari Rp275,89 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
"Dengan kinerja baik dan fundamental yang sehat, kami optimis bisa menjaga pertumbuhan ini dari waktu ke waktu guna memenuhi kebutuhan finansial nasabah kami di berbagai segmen," pungkas Henoch.
Berita Terkait
-
Laba bank bjb Terus Melejit 23,3%, Mencapai Rp2,2 Triliun di Triwulan III 2022
-
Meski Catatkan Laba Bersih, Defisit Bukalapak Masih Rp5,7 Triliun
-
PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 2,2 Triliun Hingga Kuartal III 2022
-
Terus Percepat Inisiatif Strategis, Telkom Catat Laba Bersih Operasi Sebesar Rp19,42 Triliun
-
Kuartal Ketiga 2022, Indosat Laporkan Kenaikan Pendapatan dan Laba Bersih
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian NRB Lewat Sinergi Pusat dan Daerah
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!