Suara.com - Dikenal sebagai perusahaan Total Food Solutions dengan skala global, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) bangga menjadi bagian dalam acara B20 Summit Indonesia 2022, dengan tema “Mendorong Pertumbuhan Inovatif, Inklusif dan Kolaboratif”.
Selama beberapa dekade, Indofood terus berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat melalui inovasi dan model bisnis inklusif yang diterapkan pada keempat Kelompok Usaha Strategis Indofood.
Hal ini dilakukan melalui penerapan tiga pilar keberlanjutan, yaitu Tangguh dalam Menghadirkan Produk Pangan untuk Semua, Perlindungan terhadap Lingkungan, dan Tumbuh Bersama Karyawan dan Masyarakat.
Indofood juga menyadari bahwa tantangan saat ini membutuhkan solusi kreatif dari kalangan bisnis, tidak hanya untuk bertahan, namun untuk tetap bertumbuh dengan pesat.
Covid-19, perubahan iklim dan ketegangan geopolitik adalah sebagian dari berbagai tantangan saat ini yang telah menciptakan gangguan. Gangguan ini juga telah menyoroti kerentanan rantai nilai global atau global value chains (GVC) dan kebutuhan untuk mendiversifikasi pilihan rantai pasokan untuk memasukkan model yang lebih bersifat regional yang lebih dekat dengan pasar akhir untuk sumber-sumber daya penting.
Hampir tidak ada negara yang kebal dari tantangan ini, termasuk Indonesia. Dengan populasi lebih dari 270 juta orang, Indonesia dapat berperan lebih banyak dalam rantai pasok global baik sebagai eksportir maupun importir. Indonesia adalah salah satu negara terbesar produsen minyak nabati, dimana secara global memproduksi sebanyak 20% serta menyumbang terhadap lebih dari 30% ekspor global.
Indonesia tidak memproduksi gandum, tetapi saat ini menjadi importir gandum terbesar no 11 di dunia. Pemerintah berupaya meningkatkan ketahanan pangan namun masih mengandalkan rantai pasok global, karena mungkin tidak memiliki kondisi iklim yang cocok untuk dapat menanam bahan pangan pokok.
Komunikasi yang baik dengan pemerintah terutama untuk tujuan bersama serta public private partnership, sangat penting dalam membangun ketahanan rantai pasokan tersebut.
Guna menghadapi tantangan tersebut, Indofood terus memperkuat kemitraannya dengan UMKM lokal untuk mengurangi dampak gangguan GVC serta menciptakan ekonomi yang lebih tangguh.
Baca Juga: Sri Mulyani di B20: Tidak Ada Negara yang Bisa Hadapi Tantangan Ekonomi Sendiri
Diversifikasi sumber serta peningkatan kapasitas dan ketahanan para petani lokal, sangatlah penting guna menyeimbangkan antara pasokan impor dan lokal. Salah satu contoh public private partnership yang baik adalah kemitraan sistem closed loop.
Model kerjasama ini mencakup dukungan Praktik Pertanian yang Baik (Good Agricultural Practices atau “GAP”), pemetaan risiko perubahan iklim dan mitigasi melalui public private partnership antara pemerintah, petani dan pemangku kepentingan yang terkait.
Hal ini membantu diversifikasi pilihan rantai pasokan dan membantu mengurangi gangguan GVCs serta menciptakan ekonomi yang lebih tangguh.
“Melalui model bisnis inklusif, Indofood telah memberdayakan ribuan petani, UMKM, dan keluarganya. Kolaborasi ini tidak hanya menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi Indofood sebagai sebuah perusahaan, tetapi juga memperkuat ekonomi masyarakat yang ada dalam rantai nilai kami,” kata Direktur Indofood, Axton Salim.
Dalam rangka memperkuat pasokan bahan baku untuk proses produksi, kami bekerja sama dengan lebih dari 20.000 petani kentang, cabai, singkong, gula kelapa dan peternak sapi, serta dengan 48.000 petani plasma kelapa sawit.
Indofood juga mengembangkan sendiri program produksi bibit kentang industri untuk mengurangi impor komoditas kentang.
“Ini adalah contoh bagaimana kami memanfaatkan sumber-sumber lokal, seperti lahan dan tenaga kerja untuk dapat meningkatkan produksi lokal. Besar harapan kami, hal ini dapat direplikasikan pada pertanian, peternakan dan daerah lainnya sehinga bisa meningkatkan ketahanan pangan lokal dan menghasilkan peluang ekonomi untuk masyarakat setempat,” tambah Axton Salim.
Acara B20 dapat menjadi sarana yang diperlukan bagi berbagai negara yang sedang menghadapi tantangan global yang sama. Para anggota dan kalangan bisnis dapat berkerja sama serta berbagi praktik terbaik tentang berbagai aspek kunci dalam ketangguhan rantai pasokan seperti kemitraan, kebijakan dan teknologi.
Mereka juga dapat bekerja sama untuk mengurangi hambatan perdagangan atau larangan impor dan memungkinkan lebih banyak kesepakatan perdagangan bebas untuk memperlancar arus barang.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
LHKPN Wali Kota Prabumulih Disorot, Tanah 1 Hektare Lebih Dihargai 40 Jutaan
-
Masyarakat Umum Boleh Ikut Serta, Pegadaian Media Awards Hadirkan Kategori Citizen Journalism
-
Zoomlion Raih Kontrak Rp4,5 Triliun
-
16th IICD Corporate Governance Award 2025: Telkom Meraih Penghargaan Best State-Owned Enterprises
-
Bank Mandiri Raup Laba Rp 24,5 Triliun di Semester I 2025, Turun dari Tahun Lalu
-
Maskapai Ini Kurangi Rute Penerbangan hingga Pangkas Karyawan
-
Rupiah Loyo Jelang Akhir Pekan
-
Harga Emas Antam Anjlok, Rp8.000 Per Gram! Investor Emas Wajib Tahu
-
Duet Emiten Aguan-Salim Putar Otak Genjot Penjualan Rukan
-
Isu Deforestasi! Kemenhut Tegaskan HTI untuk Energi Terbarukan Akan Dikelola dengan Aturan Ketat