Suara.com - Komunitas Petani Muda Keren (PMK) besutan Anak Agung Gede Agung Wedhatama mulai menjamah petani muda yang ada di luar Pulau Bali. Komunitas ini percaya pertanian berkelanjutan bisa dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia.
"Awalnya kami hanya di Bali. Tetapi kami ingin menciptakan pertanian berkelanjutan secara luas. Saat ini Petani Muda Keren tidak hanya ada di Bali. Komunitas Petani Muda Keren sudah ada di Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Yang terbaru ada di Sulawesi,” kata Gung Wedha.
Gung Wedha menjelaskan, di Pulau Dewata komunitas yang berdiri sejak 2018 ini menghimpun sekitar 1.000 petani. Mereka tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di Bali. Mereka selain menanam palawija juga produk hortikultura.
Ada yang menanam padi, jagung, aneka umbi, sorgum, palawija, manggis, mangga, jeruk.
"Menanam macam-macam. Kalau ditotal kurang lebih kami mengelola sekitar 500 hektare lahan pertanian," jelas Gung Wedha.
Petani yang terhimpun dalam komunitas Petani Muda Keren ini, jelas Gung Wedha, mengintegrasikan pertanian organik dan bisnis berkelanjutan dari hulu hingga hilir.
Komunitas ini mengaplikasikan digitalisasi pertanian dan mekanisasi pertanian. Monitoring dilakukan melalui gagdet.
Untuk pemasaran produk, Gung Wedha mengatakan, sudah menggunakan aplikasi BosFresh. Selain melayani pembeli lokal, komunitas Petani Muda Keren juga mengekspor beberapa komoditas pertanian, antara lain manggis dan mangga.
Untuk manggis, komunitas ini rutin menyuplai sedikitnya 1.000 ton manggis per tahun ke China.
Baca Juga: Papua Muda Inspiratif Panen Jagung dan Produksi Pakan Ayam Petelur
“Kalau mangga sedang berhenti dulu. Kita kirim mangga ke Rusia, yang saat ini di sana sedang terjadi perang," tandas dia.
Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong pemuda dan generasi milenial untuk terjun ke sektor pertanian. Kementerian Pertanian punya program satu juta petani milenial.
"Petani milenial itu harus kreatif dan aktif. Jangan mau kalah sama petani kolonial. Yang namanya petani milenial itu punya pergaulan dan bergaulan dengan orang-orang baik. Yang saya senang dari petani milenial itu tidak mau kalah," kata Syahrul Yasin Limpo dalam salah satu kesempatan.
Syahrul menjelaskan, dunia saat ini membutuhkan tangan-tangan kreatif anak muda dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Sebagai negara besar, kata dia, memiliki tanah subur dan bisa ditanami apa saja yang dibutuhkan dunia.
"Dunia mengharapkan kita dan pangan Indonesia harus menjadi sesuatu yang berarti. Karena itu yang pertama mitigasi tantanganmu. Kedua, adaptasi. Dan yang ketiga adalah hadapi tantangan ini secara bersama-sama," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya