Suara.com - Tim Sepak Bola Jepang sudah gugur dalam babak 16 besar Piala Dunia 2022 Qatar. Tim Samurai Biru itu dikalahkan Kroasia lewat adu penalti.
Kekalahan tim Jepang sejalan dengan masa depan ekonomi dalam negeri. Para ekonom memprediksi ekonomi Jepang akan suram pada tahun 2023.
Bahkan, menurut Capital Economics, perekonomian Jepang akan memasuki masa resesi, karena pertumbuhan ekspor melambat.
"Kami pikir ekonomi Jepang akan memasuki resesi tahun depan. Resesi sebagian besar akan didorong oleh penurunan ekspor dan juga dengan menjadi lebih berhati-hati, yang biasanya Anda lihat ketika ekspor mulai turun," kata Marcel Thieliant, ekonom senior Jepang di Capital Economics seperti dikutip dari CNBC, Rabu (7/12/2022).
Prediksi ini diperkuat dari laporan pemerintah Jepang terkait defisit perdagangan yang lebih besar dari perkiraan sebesar USD15 miliar pada bulan Oktober. Meski ekspor naik 25,3%, tapi perolehan itu lebih lambat dibandingkan pertumbuhan tahun-ke-tahun sebesar 28,9%.
Sementara itu, impor melonjak 53,5% year-on-year di bulan Oktober, lebih tinggi dari pertumbuhan year-on-year sebesar 45% di bulan sebelumnya.
Secara terpisah, Jepang akan merilis revisi PDB kuartal ketiga pada hari Kamis. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kontraksi tahunan 1,1% untuk periode Juli hingga September – setelah melihat kontraksi 1,2% pada kuartal sebelumnya.
Namun, Biro Riset Ekonomi Nasional Jepang melihat penyebab resesi berasal dari penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan yang tersebar di seluruh perekonomian wilayah dan berlangsung lebih dari beberapa bulan.
Thieliant mengatakan Bank of Japan (BOJ) kemungkinan akan mempertahankan kebijakan moneter ultra-dovish dan tidak akan mulai menaikkan suku bunga acuan, terutama di tengah kekhawatiran resesi.
Baca Juga: Alasan Bruno Fernandes Layak Raih Bola Emas Piala Dunia 2022, Pemain Terbaik Turnamen
"Dalam lingkungan itu, akan sangat berani untuk mengetatkan kebijakan moneter," katanya.
Adapun, Inflasi inti Jepang pada November mencapai 3,6%, tertinggi dalam 40 tahun dan lebih tinggi dari target BOJ sebesar 2%.
Meskipun ekonomi terancam resesi, tapi pengeluaran rumah tangga Jepang secara konsisten meningkat, dan tumbuh 1,2% di bulan Oktober dibandingkan tahun lalu.
"Pemulihan pengeluaran harus melambat karena rumah tangga ini terpukul oleh pendapatan riil," pungkas Thieliant.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
Prediksi Harga Emas Pekan Depan: Was-was RUU Trump, Emas Lokal Bakal Ikut Melemah?
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
BUMI Jadi Incaran Asing, Bukukan Net Buy Terbesar Ketiga di BEI Sepekan Terakhir
-
Harga Perak Mulai 'Dingin' Setelah Penguatan Berturut-turut
-
Perbaikan Jalan Tol Cipularang dan Padaleunyi Diperpanjang Sepekan, Cek Rutenya
-
YES 2025: Ajak Anak Muda Berani Memulai Usaha, Waktu Menjadi Modal Utama
-
YES 2025: Berbagi Tips Investasi Bagi Generasi Muda Termasuk Sandwich Generation
-
Youth Economic Summit 2025 : Pentingnya Manfaat Dana Darurat untuk Generasi Muda
-
Kapan Bansos BPNT Cair? Penyaluran Tahap Akhir Bulan November 2025, Ini Cara Ceknya
-
Youth Economic Summit 2025: Ekonomi Hijau Perlu Diperkuat untuk Buka Investasi di Indonesia