Suara.com - Tahun 2023 yang disebut banyak pihak sebagai tahun resesi tampaknya mulai benar terjadi, pasalnya salah satu bank investasi dan jasa keuangan terbesar Amerika Serikat (AS) Goldman Sachs bersiap untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada ribuan karyawannya.
Mengutip CNN, Selasa (10/1/2023) Goldman Sachs akan memberhentikan sebanyak 3.200 karyawan minggu ini karena iklim ekonomi dan pasar yang tidak pasti mendorong bank untuk mencari penghematan biaya.
"Lebih dari sepertiga PHK diperkirakan berasal dari unit perdagangan dan perbankan perusahaan," kata sumber yang mengetahui rencana tersebut.
Seperti saingannya di Wall Street, Goldman Sachs telah terpukul oleh kemerosotan dalam aktivitas pembuatan kesepakatan global karena lebih sedikit perusahaan yang bergabung atau berusaha untuk meningkatkan modal.
Bank menolak berkomentar.
Goldman Sachs (GS) memiliki 49.100 karyawan pada akhir kuartal ketiga. Itu menambahkan ribuan pekerjaan ke jumlah karyawannya selama pemulihan pandemi karena pasar dan perbankan investasi berkembang pesat.
Namun suasana di Wall Street telah memburuk sejak Federal Reserve dan bank sentral lainnya mulai secara agresif menaikkan biaya pinjaman dalam upaya mengendalikan inflasi. Perusahaan mencari untuk menghemat uang jika kenaikan suku bunga memicu resesi global, dan keinginan untuk merger dan akuisisi dan penawaran umum perdana telah mengering.
Itu merugikan perusahaan seperti Goldman Sachs yang memberi nasihat tentang transaksi ini. Pendapatan bank selama kuartal ketiga 2022 turun 12% dari tahun lalu. Pendapatan perbankan investasi anjlok 57% dari tahun ke tahun.
Pada bulan Oktober, perusahaan mengumumkan akan merampingkan operasi, menggabungkan divisi perbankan perdagangan dan investasi dan melipatgandakan bank konsumen digital Marcus ke dalam bisnis manajemen.
Baca Juga: PermataBank dan Astra Life Hadirkan AVA Infinite Protection
Saham Goldman Sachs naik kurang dari 1% dalam perdagangan premarket Senin. Tahun lalu, mereka turun sekitar 10%, mengungguli indeks S&P 500 yang lebih luas.
PHK ini terjadi saat perusahaan-perusahaan blue-chip bersiap menghadapi tahun yang penuh gejolak. Amazon (AMZN) mengatakan awal bulan ini bahwa pihaknya berencana memberhentikan lebih dari 18.000 karyawan. Bank lain, termasuk Morgan Stanley (MS), juga telah memberhentikan staf karena kondisi bisnis yang memburuk.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi