Suara.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memamerkan lokasi Istana Kepresidenan di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara. Menurut dia, Istana Kepresidenan akan dibuat keren.
Saat ini, Basuki menyebut, pembangunan istana kepresidenan di IKN terus berproses. Hal ini diungkapkannya melalui video yang diunggah di akun Instagram Kementerian PUPR @kemenpupr.
"Sore ini saya Basuki Hadimuljono menteri PUPR bersama para mitra, para dirjen berada di tapak Istana Nusantara kita. Sekarang sudah berposes, keren," ujarnya seperti dikutip, Senin (20/2/2023).
Basuki melanjutkan, nantinya Istana Kepresidenan akan dibangun dengan konsep kota pintar yang memiliki hutan atau smart forest city.
"Insha Allah akan dapat kita wujudkan tahun-tahun yang akan datang," jelas dia.
Terakhir, Basuki tidak lupa memastikan bahwa pembangunan ibu kota baru akan terus dijalankan, dan target pemerintah atas pembangunan IKN akan terwujud.
"Bismillah, mudah-mudahan niat kita mempunyai ibu kota baru akan terwujud segera," kata Basuki.
Untuk diketahui sebelumnya, pada tahap awal, pemerintah membangun infrastruktur dasar, hingga saat ini progres pembangunan infrastruktur dasar itu mencapai 12%.
Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN, Danis Sumadilaga memaparkan, dalam rangka penyediaan air baku di IKN, seperti bendungan Sepaku Semoi dan Intake Sepaku progresnya sudah di atas 80%.
"Jadi, progres 82% dan 85% ini untuk menjamin ketersediaan air baku di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP)," ujar Danis, seperti dikutip dalam tayangan Youtube Sekretariat Kabinet, Selasa (31/1/2023).
Sementara, lanjut Danis, progres di luar KIPP pihaknya tengah membangun tiga infrastruktur jalan tol dengan total panjang 27 kilometer yang mana progresnya masih di bawah 5%.
"Progresnya ada yang sudah 6%, ada yang 2%, ada yang 1% karena memang baru sekitar 2 bulan," jelas dia.
Jalan tol akses seksi 5A itu akan menyambung ke arah pulau Balang besar, jembatan balang besar, jembatan balang kecil.
Selanjutnya, kabar dari pembangunan di KIPP memiliki luas lahan mencapai 6.600 hektar, saat ini masih fokus pengembangan dan pembersihan lahan. Kawasan itu nantinya akan berisikan istana negara, kantor kementerian, hingga sumbu kebangsaan.
"Ada beberapa yang di gali 65% tapi ini. Kalau dari sisi progress keseluruhan baru 1,5% karena kalau clearing dan grubbing secara nilai relatif tidak besar," imbuh dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina