Suara.com - Rencana PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk melakukan impor KRL bekas dari Jepang menjadi polemik. Hal ini setelah, impor KRL itu terganjal restu dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Padahal, Kementerian teknis terkait Kementerian BUMN dan Perhubungan telah memberi lampu hijau aksi korporasi KCI. Alasannya, Kemenperin ingin KRL bisa menggunakan produk lokal buatan PT INKA.
Namun meski ditentang, impor KRL ini memang sangat urgensi bagi KCI. Sebab, gerbong KRL yang digunakan sudah lewat masa operasional. Sehingga, jika dipaksakan beroperasi, maka akan berbahaya dari sisi keselamatan.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menjelaskan, untuk kebutuhan gerbong KRL saat ini paling relevan melakukan impor. Karena, produksi gerbong KRL di PT INKA tidak bisa dalam waktu cepat, butuh proses hingga 3 tahu.
"Kan saat ini INKA kalau sesuai kebutuhan sekarang nggak bisa penuhi, nggak sanggup penuhi, sementara KCI butuh," ujar Arya kepada wartawan yang ditulis, Selasa (7/3/2023).
Menurut dia, kondisi ini memang dilema. Arya tahu Kemenperin mementingkan produk nasional, akan tetapi saat ini KCI membutuhkan segera gerbong KRL di tengah kenaikan penumpang yang masif.
"Apakah kita tetap tunggu INKA mampu atau kita impor. Itu dilema tapi kita serahkan Kemenperin. Sementara, kebutuhan kita akan gerbong itu naik," ucap dia.
Di kesempatan lain, VP Public Relations PT KAI (Persero), Joni Martinus melanjutkan, kebutuhan impor KRL didasarkan oleh pertimbangan masa pensiun gerbong KRL. Masa pensiun gerbong KRL ini lagi-lagi dikaitkan dengan keselamatan operasional maupun penumpang yang diangkut.
Terlebih jika banyak gerbong KRL yang dikurangi, maka kapasitas angkut juga akan berkurang. Imbasnya, terjadi penumpukan penumpang di sasiun transit.
Baca Juga: Pembangunan Depo Baru Pengganti Plumpang Akan di Mulai Akhir 2024
"Kalau kita bicara impor kereta, kalau keretanya dipesiunkan dan tidak diganti ini tentu akan mengurangi kapasitas angkut kereta tersebut. Ketika bicara soal gerbong harus dipensiunkan, atau tidak dipakai ini berkaitan erat dengan safety yang perlu dipertimbangkan. Pihak KCI berkirim surat ketika gerbong-gerbong itu harus dipensiunkan. Itu ada perhitungan sendiri dari KCI dan terkait dengan laporan audit keselamatan," jelas dia.
Meski demikian, Joni memastikan, KAI tetap akan memesan produk kereta buatan INKA. Selama ini pun sudah banyak gerbong kereta buatan INKA yang dioperasikan di kereta jarak jauh.
"Pada prinsipnya KAI itu mendukung penuh produksi dalam negeri, termasuk juga KRL ini. Tentu kita akan maksimalkan pemanfaatan produksi dalam negeri, tapi kan ini enggak bisa cepat," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!